Kamis 10 Mar 2022 18:23 WIB

Fathul Wahid Kembali Terpilih Sebagai Rektor UII

Seluruh tahapan pemilihan rektor berlangsung baik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid.
Foto: Thoudy Badai_Republika
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Prof Fathul Wahid melanjutkan kepemimpinan sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Hal ini tertuang dalam Ketetapan Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII 2022-2026 Nomor 11/SK-PP/III/2022 Tentang Penetapan Rektor.

Panitia Pemilihan telah mengajukan tiga nama calon rektor, hasil dari pemilihan oleh Senat Universitas ke Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII. Ketiga nama yang diajukan yakni Prof Fathul Wahid, Prof Riyanto, dan Dr Ilya Fadjar Maharika.

Akhirnya, dalam Rapat Pleno PYBW UII yang diselenggarakan 9 Maret 2021, Prof Fathul Wahid ditetapkan sebagai Rektor UII untuk periode 2022-2026. Setelah terpilih, Fathul mengatakan, Rektor UII merupakan amanah yang sangat berat.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Menahkodai UII sebagai universitas besar dengan titipan amanah sejarah yang berat, bukan perkara mudah. Pengalaman empat tahun menegaskan itu. Ini amanah yang sangat berat," kata Fathul, Kamis (10/3/2022).

Ia mengaku beruntung dan bersyukur selama ini dikelilingi kolega-kolega yang sangat membantu. Dengan bantuan banyak orang dan pertolongan Allah SWT, ia berpendapat, semua tugas-tugas yang dikerjakan menjadi terasa lebih ringan.

Rasa syukur diungkapkan Fathul atas kepercayaan yang diberikan dan dititipkan lagi oleh warga UII. Ia berharap, Allah SWT selalu meridhoi, membimbing, dan mempermudah dalam mengorkestrasi kerja kolektif untuk memenuhi harapan tersebut. "Tidak hanya bagi UII, tapi insya Allah juga untuk bangsa Indonesia," ujarnya.

Ketua Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor 022-2026, Dr Masduki menuturkan, seluruh tahapan pemilihan berlangsung baik. Partisipasi dari civitas akademika UII cukup tinggi, 85 persen di tingkat pemilih umum dan 80 persen tingkat senat.

Ia merasa, yang paling penting proses pemilihan rektor kali ini lebih bernuansa kolaboratif dan mencerminkan kedewasaan pihak-pihak. Seperti kontestan calon rektor, pimpinan universitas, fakultas, badan wakaf, dan semua sivitas akademika.

Proses demokrasi di kampus dalam memilih pemimpin itu sesuatu yang biasa dan reguler, apalagi setiap empat tahun mendapatkan hajatan seperti ini. Hal itu diharapkan menjadi satu tradisi yang berlangsung dengan penuh kolaboratif.

"Alhamdulillah, berdasarkan aspirasi fakultas, universitas, senat, maka Yayasan Badan Wakaf selaku lembaga tertinggi di UII menunjuk satu nama sebagai rektor terpilih yaitu Prof Fathul Wahid yang secara resmi sudah ditetapkan panitia," kata Masduki.

Berkenaan kendala yang dihadapi dalam proses pemilihan, kendala utama pandemi Covid-19. Panitia harus menyediakan langkah-langkah antisipasi. Sudah dirancang pula model e-voting, sehingga ketika pandemi memburuk diterapkan metode itu.

Terkait pelaksanaan pilrek ke depan, Masduki berpesan, kondisi pilrek tahun ini yang berjalan lancar dan kolaboratif harus dapat terus dijaga. Tantangan ke depan (pilrek 2026) tidak lain tetap mempertahankan angka partisipasi yang ada.

"Memperkaya ruang-ruang untuk semua orang dapat menyampaikan gagasan, sehingga bisa dijadikan modal sosial pemegang estafet kepemimpinan. Pilrek ruang publik untuk menyampaikan gagasan strategis yang ditujukan untuk calon pemimpin UII," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement