Kamis 10 Mar 2022 18:16 WIB

Ganjar Dengarkan Alasan Warga Wadas yang Pro dan Kontra Bendungan Bener

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendengarkan keluhan warga Desa Wadas,

Warga kembali beraktifitas di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Senin (14/2/2022). Kegiatan warga berlangsung normal pascapenarikan aparat kepolisian dari Desa Wadas. Kondisi desa juga mulai kondusif pascapenangkapan warga pekan lalu. Diketahui 63 warga ditangkap kepolisian bersamaan dengan pengukuran tanah warga yang setuju dengan penambangan batu andesit untuk Bendungan Bener di Wadas.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga kembali beraktifitas di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Senin (14/2/2022). Kegiatan warga berlangsung normal pascapenarikan aparat kepolisian dari Desa Wadas. Kondisi desa juga mulai kondusif pascapenangkapan warga pekan lalu. Diketahui 63 warga ditangkap kepolisian bersamaan dengan pengukuran tanah warga yang setuju dengan penambangan batu andesit untuk Bendungan Bener di Wadas.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berdialog lagi dengan warga pro dan kontra rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas, Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (9/3) malam.

Dalam siaran pers yang diterima di Temanggung, Kamis (10/3/2022), selama hampir dua jam Ganjar mendengarkan alasan-alasan warga mengapa mendukung pembangunan Bendungan Bener dan merelakan tanahnya dibeli pemerintah dan juga mendengar alasan warga yang kontra.

Baca Juga

Pada dialog tersebut warga pro penambangan meminta pembayaran ganti untung dipercepat. Kalau bisa, sebelum Lebaran sudah dilakukan.

Sementara itu, warga kontra penambangan batu andesit yang dipimpin Baharudin dan Gus Fuad menyatakan tetap menolak menjual lahannya. Sejumlah alasan yang disampaikan, yakni takut pada dampak lingkungan, kekhawatiran kehilangan lahan pertanian, hingga tidak transparannya pelaksana kegiatan, yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.

Warga Wadas, Fathur juga menyampaikan sakit hati karena merasa dibohongi oleh kepala desanya sendiri. Ia bercerita kades setempat bisa menang pemilihan kepala desa karena menandatangani kontrak politik untuk menolak tambang.

"Ternyata setelah jadi kades malah pro, ini menyakiti kami, rakyat diapusi Pak. Mohon maaf yang sebenarnya ngapusi kami bukan Pak Ganjar tetapi kades kami sendiri," katanya.

Di akhir dialog dengan Ganjar, Gus Fuad menyampaikan permintaan agar kegiatan apa pun, baik pengukuran tanah maupun patroli polisi, bisa berhenti selama bulan puasa tahun ini. "Agar warga bisa beribadah dengan tenang, Pak Gub," katanya.

Kepada dua kelompok warga tersebut, Ganjar menyampaikan komitmennya untuk terus mendampingi warga. Ia akan terus membuka ruang dialog dengan warga pro dan kontra agar tercapai solusi bersama.

"Ada banyak informasi yang baru saya dengar hari ini dari bapak/ibu semua. Ada juga pertanyaan yang belum bisa saya jawab. Izinkan saya untuk mengklarifikasi kepada pihak-pihak yang terkait agar saya mendapat data sejelas-jelasnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement