Kamis 10 Mar 2022 18:01 WIB

IHSG Ditutup Naik Terkerek Saham Blue Chip

IHSG ditutup menguat sebesar 0,87 persen ke level 6.924.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,87 persen ke level 6.924 pada perdagangan Kamis (10/3/2022).
Foto: Prayogi/Republika
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,87 persen ke level 6.924 pada perdagangan Kamis (10/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,87 persen ke level 6.924 pada perdagangan Kamis (10/3/2022). IHSG berhasil bertahan di area positif pada sesi kedua meski sempat jatuh ke zona negatif pada perdagangan sesi pertama.  

Sektor consumer cyclicals, technology, healthcare, consumer non cyclicals, financials, basic materials, infrastructures, transportation & logistic bergerak positif dan mendominasi kenaikan IHSG kali ini. Sementara investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 184 miliar.  

Baca Juga

Penguatan IHSG ditopang oleh naiknya saham STAA yang melesat 25 persen, lalu disusul MPPA dan AMR yang terbang 12 persen serta saham NANO yang menguat 10 persen. Selain penguatan saham blue chip seperti EMTK dan ARTO juga menopang kenaikan IHSG yang masing-masing naik 5 persen. 

"Indeks IHSG  dan Bursa regional Asia bertahan di jalur menguat pada akhir perdagangan hari ini, dimana pasar bereaksi terhadap pelemahan harga minyak dunia yang sebelumnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan di tengah perang Rusia-Ukraina," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Kamis (10/3/2022). 

 

Selain itu harapan  negosiasi dengan Ukraina untuk menyelesaikan konflik menjadi perhatian global. Proses negosiasi kedua negara disebut berpotensi menemui titik cerah. 

Di sisi lain pelaku pasar dan investor saat ini menanti hasil pertemuan Bank Sentral Eropa. Pasar menanti arah kebijakan bank sentral tersebut akibat adanya invasi Rusia ke Ukraina. Investor juga menanti rilis inflasi Amerika Serikat, yang dapat memandu ekspektasi untuk pertemuan Federal Reserve minggu depan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement