Rabu 09 Mar 2022 23:49 WIB

Menkop Minta CSR Swasta Berdayakan Ekonomi di Wilayah Miskin Ekstrem

Menkop berharap CSR perusahaan mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki. Teten Masduki mengajak agar Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan diarahkan pemberdayaan ekonomi di wilayah-wilayah kategori miskin ekstrem. CSR dinilai harus menjadi pendorong perubahan sosial dan memajukan masyarakat.
Foto: Dok Kemenkop UKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki. Teten Masduki mengajak agar Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan diarahkan pemberdayaan ekonomi di wilayah-wilayah kategori miskin ekstrem. CSR dinilai harus menjadi pendorong perubahan sosial dan memajukan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak agar Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan diarahkan pemberdayaan ekonomi di wilayah-wilayah kategori miskin ekstrem. CSR dinilai harus menjadi pendorong perubahan sosial dan memajukan masyarakat.

Menkop mengungkapkan, CSR tidak boleh hanya sekedar menjadi pajangan atau bahkan beritanya lebih besar dari tindakan yang dilakukan. "Kami mendorong dan berharap peran CSR dapat mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat," tutur Teten pada acara Indonesia CSR Excellence Awards (ICEA) 2022 di Jakarta secara daring, Rabu (9/3).

Ia pun mengapresiasi kepada perusahaan yang berkomitmen sungguh-sungguh menjadikan CSR elemen penting bagai perubahan Indonesia menjadi lebih baik. "Kita harus terus perkuat sinergi dan kolaborasi untuk memperkuat ekonomi UMKM nasional, menghapus kemiskinan ekstrem, dan bersama-sama menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan," tuturnya.

Bahkan, kata dia, Menteri Teten juga mengapresiasi ajang Indonesia CSR Excellence Awards 2022 sebagai wadah apresiasi, motivasi, sekaligus kolaborasi. Tujuannya agar ekosistem kemitraan antara UMKM dan pelaku usaha besar di Tanah Air semakin baik, sehat dan produktif.

"Sinergi dan kemitraan terus kami bangun dengan berbagai pihak. Termasuk dengan BUMN dan swasta untuk menciptakan keragaman model bisnis dan pemanfaatan inovasi teknologi," jelas dia.

Dalam kesempatan sama, Ketua Penyelenggara dan CEO First Indonesia Magazine Maya Julianti menekankan, banyak hal yang dapat dicermati dalam membangun CSR ini bagi perusahaan. Ada yang menyebutnya dengan Tangung Jawab Sosial dan Lingkungan hidup (TJLS), serta ada pula yang menyebutnya dengan Community Development (COMDEV).

Hanya saja, lanjut Maya, bagaimana perusahaan tersebut dalam penerapan CSR itu yang menjadi acuan bagi perusahaan tentunya menjadi sebuah pedoman bagi perusahaan untuk dapat memberikan pencerahan dan pengembangan masyarakat yang lebih luas. "Penilaian CSR didasarkan pada keterkaitan CSR terhadap 3 hal yakni: 1) ISO 26000, 2) SDG’s 3) Praktek Good Corporate Governance (GCG) dengan tujuan agar program CSR kedepan dapat mendorong Transformasi Menuju Masyarakat Digital dipengembangan pertumbuhan ekonomi dan lingkungan serta sektor UMKM yang berkelanjutan di era pandemi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement