Kamis 10 Mar 2022 03:16 WIB

Upaya Beriringan Republika dan Guru Cerdaskan Generasi Bangsa

Guru dan tenaga kependidikan jadi komponen yang berperan meliterasi masyarakat

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Redaktur Pelaksana Republika Subroto Kardjo memberikan materi ketika menjadi narasumber dalam kegiatan online workshop guru menulis, (ilustrasi).
Foto: Republika
Redaktur Pelaksana Republika Subroto Kardjo memberikan materi ketika menjadi narasumber dalam kegiatan online workshop guru menulis, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru dan tenaga kependidikan menjadi komponen masyarakat yang berperan penting dalam meliterasi masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai media arus utama, Republika juga berkepentingan untuk berperan dalam meliterasi masyarakat. Untuk itu, Republika berupaya berjalan beriringan dengan guru untuk bersama-sama mencerdaskan generasi bangsa lewat lokakarya daring "Guru Menulis Guru Digital".

Lokakarya daring yang didukung oleh Telkom Indonesia itu kini sudah memasuki merupakan edisi ketiga, dari lima seri rangkaian mulai 28 Februari hingga 23 Maret 2022 mendatang. Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji, menyampaikan, Republika berharap kegiatan itu dapat bermanfaat bagi peserta dari kalangan guru dan tenaga kependidikan.

Baca Juga

"Mengingat menulis merupakan bagian penting dari kehidupan kita. Menulis, saat ini, tidak bisa dilepaskan dari keseharian kita," ujar Hasan saat membuka kegiatan tersebut secara daring, Rabu (9/3/2022).

Dia menyampaikan, Republika mengajak para peserta lokakarya daring tersebut untuk bisa mengetahui kiat dan tips untuk menjadi penulis yang baik. Apalagi, kata Hasan, sebagai guru dan tenaga kependidikan, tulisan yang dimuat di media massa bisa menambah angka kredit dalam meniti karir. Di samping akan ada insentif berupa honor penulisan jika tulisan tersebut dimuat di surat kabar.

"Di era multimedia dan multiplatform, menulis yang baik tetap dibutuhkan. Karena ketika kita membuat konten foto, video, infografis, dan lainnya itu tetap membutuhkan narasi dan deskripsi yang baik. Narasi yang baik akan menjadikan foto, video, infografis kita juga makin lengkap," kata dia.

Menurut Hasan, tulisan yang baik juga dibutuhkan agar orang lain bisa memahami ide dan gagasan yang seseorang miliki. Tulisan yang runut, disertai data dan fakta yang valid, serta memiliki alur logika yang mudah dipahami pembaca menjadi dasar bagi pembuatan konten dengan beragam multimedia lainnya. Tidak hanya berupa tulisan, tapi juga foto dan video. Untuk itu, pelatihan menulis menjadi penting bagi guru dan tenaga kependidikan.

Selain teknik menulis, Hasan menerangkan, pada kegiatan itu juga dibahas mengenai membuat materi pembelajaran digital dan teknik blogging dan monetizingnya. Setelah para peserta bisa menulis dengan baik, tentu dibutuhkan kemampuan memaparkan atau presentasi kepada orang lain dengan cara yang bagus juga. Hal yang tak kalah penting, kata dia, adalah bagaimana memanfaatkan tulisan menjadi sesuatu yang bernilai secara materi dan ekonomi.

"Republika menyiapkan platform untuk itu, salah satunya melalui retizen.id. Pembaca bisa memanfaatkan platform blog komunitas Republika ini untuk menuliskan ide dan gagasan tentang apa saja, tentunya dengan konten yang positif dan inspiratif. Semoga acara pelatihan ini membawa kemanfaatan bagi peserta," kata dia.

Pada setiap pelaksanaannya, lokakarya daring "Guru Menulis Guru Digital" menghadirkan tiga pemateri yang membahas tiga tema berbeda. Materi pertama membahas tentang penulisan opini dan penulisan populer. Materi kedua, hal yang dibahas adalah tentang membuat materi pembelajaran digital. Materi berikutnya adalah tentang blogging dan monetizing.

Ketiga materi tersebut dibahas tuntas selama satu jam per sesinya oleh pakarnya. Jika dihitung dari registrasi, opening, sambutan, pemberian materi, istirahat dan sholat kegiatan tersebut berlangsung selama kurang lebih enam jam.

Pada edisi ketiga kali ini, pemateri tentang penulisan opini dan penulisan populer merupakan Redaktur Pelaksana Republika, Subroto. Dia membahas secara panjang lebar tentang tata cara serta tips dan trik agar tulisan opini yang guru buat dapat menarik dan bagus sehingga dimuat di media massa.

Mulanya, dia menjelaskan kepada para peserta lokakarya daring itu tentang perbedaan antara berita dengan opini. Kemudian, dia masuk ke panduan-panduan dalam menulis opini. Pada bagian ini, dia menyisir satu per satu poin bagaimana cara menulis opini yang benar dan baik. Dia pun membahas tentang unsur-unsur yang ada pada tulisan opini.

Hal lain yang juga dia bahas dalam kegiatan tersebut adalah tentang struktur dari artikel opini, tahapan menulisnya, bagaimana cara memilih tema atau topik yang baik agar menarik. Lalu, dia juga membahas secara jelas tentang teknik menulis judul artikel opini yang baik beserta penggunaan bahasa yang sebaiknya digunakan, yakni bahasa jurnalistik.

"Sebenarnya menulis di media massa itu bukan hanya kebutuhan dari teman-teman menulis agar bisa dimuat. Tapi media massa itu juga membutuhkan tulisan-tulisan yang berkualitas," ungkap Subroto di sela pemberian materinya.

Melalui lokakarya daring seperti "Guru Menulis Guru Digital" itu, kata dia, Republika berharap para guru dan tenaga kependidikan bisa semakin mewarnai ruang-ruang yang ada di Republika, baik di media cetak maupun media daringnya. Dengan hadirnya tulisan dari para guru dan tenaga kependidikan juga diharapkan pesan-pesan yang ada di Republika dapat semakin beragam dan berkualitas.

"Karena standarnya sudah sama (setelah melalui lokakarya daring)," ujar Subroto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement