Rabu 09 Mar 2022 15:03 WIB

Venezuela Bebaskan Dua Warga Amerika yang Ditahan

Presiden Venezuela mengisyaratkan ingin memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang anak berlari melintasi bendera Venezuela, Senin (28/2/2022). Presiden Venezuela mengisyaratkan ingin memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Matias Delacroix
Seorang anak berlari melintasi bendera Venezuela, Senin (28/2/2022). Presiden Venezuela mengisyaratkan ingin memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Venezuela telah membebaskan dua warga Amerika Serikat (AS), termasuk seorang eksekutif minyak yang dipenjara bersama rekan-rekannya selama lebih dari empat tahun. Venezuela berusaha meningkatkan hubungan dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Gustavo Cardenas dibebaskan setelah pejabat senior AS melakukan kunjungan rahasia pada akhir pekan lalu ke Venezuela. Ini adalah perjalanan pertama pejabat pemerintah AS ke Venezuela dalam lebih dari dua dekade. Warga AS lainnya yang dibebaskan adalah Jorge Fernandez yang ditangkap tahun lalu. 

Baca Juga

Fernandez ditahan pada Februari 2021 di dekat perbatasan Kolombia. Dia ditangkap karena memiliki drone, yang penggunaannya dibatasi di Venezuela. Fernandez dituduh melakukan terorisme.

"Orang-orang ini adalah ayah yang kehilangan waktu berharga dengan anak-anak mereka dan semua orang yang mereka cintai, dan keluarga mereka menderita setiap hari karena ketidakhadiran mereka," ujar Presiden Biden.

Pembebasan itu dilakukan beberapa jam setelah Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengisyaratkan minat untuk meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Maduro menunjukkan gelagat bahwa dia bersedia menyetujui tuntutan AS untuk melanjutkan negosiasi dengan lawan-lawannya. 

Para pejabat AS belum merinci hasil spesifik lainnya dari pembicaraan tersebut. Mereka mengatakan, upaya pembebasan warga AS tersebut telah dilakukan selama berbulan-bulan termasuk melibatkan utusan khusus presiden untuk urusan sandera, Roger Carstens.

Carstens melakukan perjalanan ke Venezuela pada Desember dan belum mencapai hasil untuk membebaskan tahanan AS. Namun pejabat senior memuji upaya Cartens yang telah membangun kepercayaan dan meletakkan dasar untuk pembebasan tersebut. Cartens kembali ke Venezuela pada akhir pekan lalu, bersama dengan pejabat pemerintah lainnya termasuk Firektur Dewan Keamanan Nasional untuk Belahan Barat, Juan Gonzalez, dan Duta Besar James Story, yang mengepalai Unit Urusan Venezuela.

Pejabat senior pemerintahan Biden yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada The Associated Press, menolak untuk menjelaskan alasan pembebasan Cardenas dan Fernandez. Sementara ada sekitar 10 warga Amerika yang ditahan di Venezuela. Pejabat tersebut mengatakan, pemerintah akan berupaya membebaskan semua warga AS yang ditahan di Venezuela. 

Cardenas dan lima eksekutif lainnya dari Citgo yang berbasis di Houston, dan merupakan anak perusahaan raksasa minyak milik negara Venezuela, telah ditahan di Venezuela sejak 2017. Mereka diculik oleh agen keamanan bertopeng saat menghadiri pertemuan di Caracas.  Mereka telah dibujuk ke Venezuela untuk menghadiri pertemuan di markas besar induk perusahaan Citgo, PDVSA atau raksasa minyak yang dikelola negara.

Mereka dijatuhi hukuman atas tuduhan untuk membiayai kembali obligasi Citgo sekitar 4 miliar dolar AS dengan menawarkan 50 persen saham perusahaan sebagai jaminan. Jaksa menuduh orang-orang itu bermanuver untuk mendapatkan keuntungan dari kesepakatan yang diusulkan.

Selain enam anggota Citgo, beberapa orang Amerika lainnya juga ditahan di Venezuela. Mereka adalah dua mantan Baret Hijau, Luke Denman dan Airan Berry. Mereka ditangkap karena keterlibatan dalam rencana untuk menggulingkan Maduro. Kemudian, mantan Marinir AS Matthew Heath ditahan atas tuduhan senjata.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement