Rabu 09 Mar 2022 08:57 WIB

PBB: Ratusan Warga Ethiopia Tewas Akibat Serangan Udara

Sejak bulan November situasi di Ethiopia utara semakin memburuk.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan sejak bulan November situasi di Ethiopia utara semakin memburuk.
Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan sejak bulan November situasi di Ethiopia utara semakin memburuk.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) Michelle Bachelet mengatakan sejak bulan November situasi di Ethiopia utara semakin memburuk. Ia menambahkan OHCHR menerima laporan meluasnya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) seperti pemerkosaan dan serangan udara mematikan.

Dalam rapat Dewan HAM PBB di Jenewa, Bachelet mengatakan stafnya mencatat 304 orang tewas dan 373 lainnya terluka akibat serangan udara "yang tampaknya dilakukan Angkatan Udara Ethiopia" di wilayah Tigray dan Afar.

Pemerintah Ethiopia selalu membantah menyerang warga sipil dalam perang antara pasukan pemerintah federal dengan pemberontak Tigray People's Liberation Front (TPLF) yang telah berlangsung selama 16 bulan. Utusan Ethiopia untuk Dewan HAM PBB Mahlet Hailu Guadey membantah pernyataan Bachelet.

Dalam pernyataan, Senin (7/3/2022) waktu Jenewa atau Selasa (8/3) WIB, Mahlet mengatakan pernyataan Bachelet tidak sesuai dengan fakta di lapangan. "Ethiopia mematuhi oblikasi hak asasi manusia nasional dan internasional," katanya.

Juru bicara militer Ethiopia Kolonel Getnet Adane dan juru bicara pemerintah Legesse Tulu tidak menanggapi permintaan komentar. Dalam pidato yang sama Bachelet mengatakan kantornya menerima 306 kasus perkosaan yang dilakukan pasukan Tigray di wilayah Amhara antara bulan November hingga Desember 2021.

Kantor berita Reuters telah mewawancarai para perempuan  penyintas pemerkosaan di wilayah Amhara. Juru bicara TPLF Getachew Reda mengatakan ia tidak bisa memberikan komentar pada apa yang ia sebut tuduhan selimut.

"Adapun manfaat dari tuduhan semacam itu, kami terbuka untuk penyelidikan independen pada tuduhan ini dan tuduhan yang menyerupainya," kata Reda.

Staf organisasi kemanusiaan di Ethiopia mengatakan banyak warga sipil tewas dalam beberapa serangan udara. Termasuk pengemboman yang terjadi saat masyarakat Kristen Ortodok Ethiopia merayakan malam Natal di Kota Dedebit, barat laut Tigray dekat perbatasan Eritrea bulan Januari lalu.

Pemerintah dan militer Ethiopia tidak merespon permintaan komentar mengenai laporan serangan tersebut saat itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement