Rabu 09 Mar 2022 03:38 WIB

Benarkah Indonesia Sudah Lewati Titik Kritis Covid-19?

Positivity rate di 30 provinsi masih di atas 5 persen.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Tren kasus covid-19 di Indonesia masih belum stabil.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. Tren kasus covid-19 di Indonesia masih belum stabil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan kasus Covid-19 di Indonesia masih belum konsisten turun alias masih naik turun. Walaupun kasus Covid-19 sudah tidak setinggi kemarin tetapi trennya masih belum stabil karena positivity rate di 30 provinsi masih di atas 5 persen.

Dicky mengakui, memang situasi penularan Covid-19 di Indonesia kini membaik dan ada perubahan. "Namun, apakah situasi kritis sudah dilewati?belum. Ini yang harus dipahami," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (8/3/2022).

 

Faktanya, dia melanjutkan, tren angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih meningkat yaitu diatas 1 persen. Menurut Dicky ketika kapasitas tes Covid-19 bertambah namun jumlah kasus Covid-19 juga meningkat berarti angka pemeriksaan belum memadai. 

 

"Ini yang harus disadari dan tidak membuat abai atau over confidence. Ingat, meskipun kasus Covid-19 nantinya melandai, bukan berarti virus tak ada," ujarnya.

 

Artinya, Dicky menegaskan virus Corona masih ada atau belum hilang. Kemudian orang yang terinfeksi Covid-19 yang sembuh masih bisa mengalami long Covid-19 seperti penyakit kardiovaskular dan juga penurunan fungsi otak. 

 

"Ini kan serius. Makanya mencegah lebih baik daripada terinfeksi," ujarnya.

 

Dicky meminta semua aspek intervensi pencegahan harus diperkuat. Itulah sebabnya, Dicky meminta semua pihak harus sabar ketika akan melakukan pelonggaran. Sebab, kebijakan ini harus didukung dengan kasus Covid-19 yang trennya menurun. 

 

"Bukan kasus Covid-19 yang naik turun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement