Senin 07 Mar 2022 22:24 WIB

Test Anxiety Disorder, Cemas Luar Biasa Jelang Ujian

Orang yang alami test anxiety disorder akan merasa cemas sangat luar biasa.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Test Anxiety Disorder, Cemas Luar Biasa Jelang Ujian (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Test Anxiety Disorder, Cemas Luar Biasa Jelang Ujian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Rasa cemas, takut dan gugup sering kali muncul ketika menghadapi ujian. Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM,) Sutarimah Ampuni mengatakan, setiap orang pasti memiliki kecemasan saat menghadapi situasi akan diuji kemampuannya.

Namun, ia mengingatkan, perasaan cemas yang berlebihan perlu diwaspadai karena mengarah kepada test anxiety disorder. Jadi, test anxiety disorder itu merupakan gangguan saat level cemas sangat tinggi di tengah situasi menghadapi ujian.

Baca Juga

"Ujian tidak hanya seperti ujian sekolah atau masuk perguruan tinggi, namun saat hadapi penilaian ketika bekerja atau akan tampil," kata Sutarimah, Senin (7/3).

Orang yang alami test anxiety disorder akan merasa cemas sangat luar biasa saat akan hadapi penilaian. Gejalanya beragam dari yang ringan sampai berat. Namun, secara umum gejala gangguan kecemasan menghadapi ujian ini dikelompokkan jadi tiga.

Ada gejala fisik, gejala kognitif dan perilaku, serta gejala emosional. Gejala fisik antara lain berkeringat, gemetar, jantung berdetak cepat atau berdebar, mual, perut tidak nyaman, badan menjadi dingin atau panas, bahkan pingsan.

Gejala perilaku dan kognitif meliputi sulit konsentrasi, berpikir, lupa, meragukan kemampuan atau berpikir buruk akan diri. Gejala emosional seperti perasaan tidak berharga, putus asa, tidak berdaya, marah, ingin melukai diri sendiri.

Dosen Fakultas Psikologi UGM ini menjelaskan dua penyebab test anxiety disorder. Pertama, penyebab biologis, secara biologis ada orang-orang yang secara genetis mempunyai kecenderungan untuk merasa cemas dan memiliki kemungkinan diturunkan.

Sebenarnya, semua orang saat di situasi menantang ada hormon yang dikeluarkan yakni adrenalin. Adrenalin ini meningkat saat berkompetisi yang berguna untuk memacu tampil maksimal, tapi pada orang tertentu justru adrenalin berlebihan. "Sehingga, menimbulkan cemas berlebih," ujar Sutarimah.

Kedua, penyebab kognitif. Kecemasan berlebih yang muncul karena pemikiran yang timbul dari pengalaman atau perjalanan hidup seseorang membuat mudah berpikir negatif akan diri sendiri dan takut gagal. Diperparah jika tidak dipersiapkan.

Test anxiety disorder jadi lingkaran setan jika tidak diatasi. Sebab, kecemasan yang berlebihan akan memengaruhi saat penilaian tidak bisa maksimal. Performa yang kurang maksimal akan berpengaruh saat melakukan ujian atau penilaian berikutnya.

Sutarimah berbagi tips-tips mengatasi atau meredam kecemasan jelang ujian. Salah satunya dengan melakukan persiapan matang. Persiapan tidak hanya memahami materi atau apa yang akan diujikan saja, tapi mempelajari situasi lingkungan fisik.

"Misal, akan ujian SBMPTN, ya disiapkan jauh hari penguasaan materi dan juga situasi sekitar lokasi ujian," kata Sutarimah.

Lalu, kontrol pemikiran. Mengatur pemikiran penting dilakukan dengan berpikir positif dan menghindari pikiran-pikiran negatif. Ditambah hindari tuntutan untuk selalu sempurna. Lakukan saja yang terbaik semaksimal mungkin yang kita bisa.

Cara lain mengurangi kecemasan yakni dengan melakukan relaksasi salah satunya dengan meditasi. Selain meditasi, stress ball bisa pula menjadi sarana untuk salurkan ketegangan. Meremas stress ball bisa membantu tubuh lebih rileks.

"Tidak kalah penting untuk mengurangi kecemasan adalah adanya dukungan keluarga dan lingkungan," ujar Sutarimah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement