Senin 07 Mar 2022 19:46 WIB

Capaian Vaksinasi Dosis Lengkap 71,07 Persen, Booster Baru 6 Persen

Pemerintah terus mengimbau masyarakat agar tidak memilih-milih vaksin.

Rep: Febryan A, Rr Laeny Sulistyawati, Antara/ Red: Andri Saubani
Tenaga kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksin Hippindo SMESCO, Jakarta, Jakarta, Senin (7/3/2022). Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per Sabtu (5/3), sebanyak 11.942.963 (11,94 juta) penduduk Indonesia telah menjalani vaksinasi ketiga, sementara pemerintah masih menargetkan 208.265.720 orang sebagai sasaran vaksinasi COVID-19 guna membentuk kekebalan kelompok terhadap infeksi virus COVID-19.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Tenaga kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksin Hippindo SMESCO, Jakarta, Jakarta, Senin (7/3/2022). Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per Sabtu (5/3), sebanyak 11.942.963 (11,94 juta) penduduk Indonesia telah menjalani vaksinasi ketiga, sementara pemerintah masih menargetkan 208.265.720 orang sebagai sasaran vaksinasi COVID-19 guna membentuk kekebalan kelompok terhadap infeksi virus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang telah menerima dosis vaksin secara lengkap mencapai 148,02 juta jiwa hingga Senin (7/3/2022), pukul 12.00 WIB. Jumlah itu setara dengan 71,07 persen dari total sasaran.

Perinciannya berdasarkan data Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta Senin, jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan dua dosis vaksin Covid-19 per hari ini bertambah 163.040 menjadi 148.021.351 orang. Sementara itu, jumlah penerima vaksin dosis pertama yang tercatat hari ini sebanyak 65.273 jiwa.

Baca Juga

Dengan tambahan tersebut, maka jumlah penerima vaksinasi dosis pertama kini menjadi 192.068.763 jiwa. Adapun, total vaksinasi untuk dosis ketiga hari ini bertambah 82.013 jiwa menjadi 12.487.116 orang.

Pemerintah berencana memvaksinasi sebanyak 208.265.720 juta orang. Dengan demikian maka tercatat, suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 sudah diberikan pada 92,22 persen dari total 208.265.720 warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Sementara warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi dosis lengkap meliputi 71,07 persen dari total sasaran.

 

Pemerintah Indonesia terus mengimbau masyarakat agar tidak memilih-milih vaksin dalam vaksinasi Covid-19 guna mempercepat terciptanya kekebalan bersama atau herd immunity. "Komunikasi publik terus dilaksanakan sehingga masyarakat tidak memilih-milih vaksin, dan vaksin yang terbaik adalah vaksin yang paling cepat kita dapatkan," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante S. Harbuwono.

Selain imbauan tersebut, pemerintah juga telah merevisi kebijakan terkait jeda waktu antara vaksinasi kedua dengan vaksinasi dosis penguat atau booster guna mempercepat herd immunity. "Yang tadinya enam bulan setelah vaksinasi kedua, sekarang sudah direvisi menjadi tiga bulan. Diharapkan bisa mempercepat terjadinya herd immunity di masyarakat," ujar Dante.

Dante juga mengungkapkan, bahwa 50 persen dari total pasien Covid-19 yang meninggal di rumah sakit adalah mereka mengidap komorbid berat. Sebagian di antaranya adalah lansia yang belum mendapat vaksinasi.

"Sebanyak 50 persen kematian di beberapa rumah sakit lebih disebabkan karena pasien Covid-19 yang mengalami komorbid berat sebelumnya," kata Dante .

Menurut data Kemenkes, sejak 21 Januari - 28 Februari 2022 terdapat 5.013 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Jika mengacu pada data ini, berarti ada 2.507 pasien Covid-19 yang meninggal karena komorbid.

Dante mengatakan, separuh dari pasien Covid-19 yang meninggal karena komorbid itu adalah pasien kategori lansia dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap. "Hasil audit kematian di rumah sakit menunjukkan mayoritas kasus meninggal itu adalah lansia dengan komorbid berupa diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal," ujarnya.

 

 

 

Dengan tingginya kasus kematian pada lansia dengan komorbid ini, pemerintah pun terus mempercepat pemberian vaksinasi bagi lansia. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini baru 62 persen lansia yang mendapat vaksinasi lengkap di Pulau Jawa dan Bali. "Kami akan terus kejar (vaksinasi lansia) untuk dapat lebih tinggi lagi," kata Luhut, Senin.

Pemerintah mencatat cakupan vaksinasi Covid-19 penguat (booster) tidak sampai 6 persen hingga Ahad (6/3/2022). Oleh karena itu, pemerintah melakukan percepatan vaksinasi dengan pemberian booster bisa dilakukan minimal 3 bulan sejak suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua atau vaksin primer.

Terkait program percepatan vaksinasi Covid-19, Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan, Kemenkes sudah mengeluarkan surat edaran tanggal 25 Februari 2022 tentang penyesuaian pelaksanaan vaksin Covid-19 dosis lanjutan atau booster bagi masyarakat umum. 

"Di surat edaran tersebut disebutkan kalau interval pemberian dosis lanjutan atau booster, baik untuk lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun dan masyarakat umun disesuaikan minimal 3 bulan setelah mendapatkan vaksin primer yang lengkap (dua dosis)," ujarnya.

Ia menambahkan, kebjakan ini diputuskan berdasarkan rekomendasi para ahli. Terkait alasan vaksin Covid-19 booster harus dilakukan, Reisa mengungkap data menunjukkan dengan vaksinasi booster dapat memberikan perlindungan hingga 91 persen dari risiko terburuk Covid-19.

Sehingga, ia mengajak masyarakat yang sudah divaksin lengkap dan kalau sudah lewat dari 3 bulan supaya segera mendapatkan vaksin Covid-19 booster. 

"Terutama untuk lansia yang harus didampingi dan diajak untuk mendapatkan vaksin booster," katanya. 

 

photo
Gejala Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement