Senin 07 Mar 2022 18:09 WIB

Ekskavasi Tahap Tiga: Sejumlah Artefak Menarik Ditemukan di Situs Srigading

Arkeolog menyebut temuan dalam ekskavasi tahap tiga situs Srigading cukup menarik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Reiny Dwinanda
Kegiatan ekskavasi tahap tiga di Situs Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (7/3/2022). Pada kegiatan ini, tim ekskavasi menemukan banyak temuan berupa relief atau artefak dan sebagainya.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Kegiatan ekskavasi tahap tiga di Situs Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (7/3/2022). Pada kegiatan ini, tim ekskavasi menemukan banyak temuan berupa relief atau artefak dan sebagainya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan ekskavasi di situs Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) telah memasuki tahap ketiga. Pada tahap ini, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menemukan banyak artefak atau relief, termasuk pegangan bokor yang berbahan emas di lokasi ekskavasi.

Menurut arkeolog dari BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, temuan-temuan yang diperoleh pada ekskavasi tahap ketiga cukup menarik. Pertama, tim menemukan potongan kepala angsa yang terpisah dengan lehernya di sudut timur laut situs.

 

"Untuk sementara, tim mengidentifikasi pecahan angsa tersebut terbuat dari bahan terakota," kata Wicak.

 

Pada bagian utara, BPCB Jatim menemukan tiga batuan andesit. Dua batuan berbentuk balok batu yang memiliki panjang satu meter dan ketebalan 40 cm. Wicak menduga batuan tersebut merupakan ambang dari bagian atap candi.

 

Sementara itu, satu buah batuan lainnya merupakan ambang relung yang berada di sisi utara. Model batu ini hampir serupa dengan temuan serupa di sisi selatan, timur dan barat. Temuan ini menandakan setiap sisi tubuh candi memiliki relung.

 

Menurut Wicak, temuan yang paling banyak berasal dari bagian tengah candi atau sumuran. Pada kedalaman satu meter, tim BPCB Jatim menemukan satu buah lingga patok. Sebelumnya, timnya juga menemukan benda yang sama pada sisi barat dan sudut barat laut.

 

"Model lingga patok ini biasanya menjadi penanda kompleks atau kawasan tapi kita menemukan ini dalam runtuhan," ungkapnya.

 

photo
Kegiatan ekskavasi tahap tiga di Situs Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (7/3/2022). Pada kegiatan ini, tim ekskavasi menemukan banyak temuan berupa relief atau artefak dan sebagainya. - (Republika/Wilda Fizriyani)

 

Selain itu, BPCB juga menemukan banyak relief atau artefak di tiap sudut sumuran. Pada sudut barat daya, Wicak dan tim memperoleh bokor atau wadah mangkok disertai bagian kaki. Benda tersebut ditemukan di sisi tersebut dalam posisi miring.

Baca Juga

Tim ekskavasi juga menemukan satu pegangan yang terbuat dari emas. Wicak menduga benda tersebut menjadi satu kesatuan dengan temuan bokor yang memiliki penutup kayu.

Tak hanya itu, Wicak menemukan kepingan-kepingan emas bentuk persegi dengan diameter kurang lebih 0,5 cm. Kepingan-kepingan tersebut dihiasi dengan hiasan tanda plus. Temuan tersebut kemungkinan besar merupakan isi dari bokor.

Menurut Wicak, temuan semacam tersebut ditemukan sebanyak tiga buah. Di samping itu, ada pula temuan tiga wadah yang saling berdekatan di sudut barat laut.

 

"Yang satu kami identifikasi sebagai semacam periuk, kemudian dua buah wadah yang memiliki cerat, yang menyerupai bentuk teko," ucapnya.

Pada hari sebelumnya, tim menemukan tiga buah alat yang terbuat dari besi. Tiga alat tersebut diidentifikasi sebagai beliung, blencong, dan calok. Benda-benda tersebut ditemukan berjejer di sudut tenggara situs.

Terbaru, tim menemukan satu wadah yang diidentifikasi sebagai tempayan dalam posisi gepeng. Di dalam tempayan tersebut juga ditemukan benda-benda lain berupa tembikar dan satu buah wadah lain yang terbuat dari tembaga.

Ada kaitannya dengan prasasti Linggasuntan?

Menurut Wicak, temuan-temuan pada tahap satu hingga tiga ini semakin menambah data BPCB Jatim. Pertama, hipotesis tentang candi yang ada di Srigading ini berkaitan dengan prasasti Linggasuntan dari abad ke-10.

Dugaan ini didukung oleh beberapa data arkeologis yang ditemukan dalam ekskavasi selama tiga tahap. Pertama, bata candi memiliki ukuran panjang 35 hingga 38 cm dan tebalnya 10 sampai 12 cm dan lebar 22 hingga 25 cm. Ukuran ini dianggap lebih besar dari bata yang ada di Situs trowulan masa Majapahit.

 

Selanjutnya, bata yang ditemukan di situs Srigading sudah dalam kondisi yang cukup rapuh. Hal ini berbeda apabila dibandingkan dengan bata dari masa Majapahit yang masih cukup kompak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement