Senin 07 Mar 2022 17:37 WIB

Harga Cabai dan Bawang Merah di Indramayu Kembali Merangkak

Harga cabai dan bawang merah di pasar Indramayu kembali naik.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Petani memanen cabai merah di kebun miliknya di Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat. Harga cabai dan bawang merah di Indramayu kembali naik
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani memanen cabai merah di kebun miliknya di Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat. Harga cabai dan bawang merah di Indramayu kembali naik

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Harga cabai di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu kembali merangkak naik. Kondisi itu semakin memberatkan konsumen yang kini masih dibebani dengan tingginya harga dan sulitnya memperoleh minyak goreng.

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Senin (7/3/2022), kenaikan harga terjadi pada semua jenis cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah.

Baca Juga

Untuk  cabai rawit merah, harganya naik dari Rp 50 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 70 ribu per kg. Untuk cabai rawit hijau, harganya naik dari yang sebelumnya Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg. Sedangkan cabai merah, harganya juga naik dari Rp 35 ribu per kg menjadi 48 ribu per kg.

"Naiknya bertahap sejak tiga hari terakhir. Setiap kali naik lumayan tinggi kenaikannya," kata seorang pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu, Opik.

Tak hanya cabai, lanjut Opik, kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah. Yakni, dari Rp 28 ribu per kg menjadi Rp 35 ribu per kg. Opik mengaku tidak tahu penyebab pasti kenaikan harga komoditas tersebut. menurutnya, kenaikan harga sudah terjadi di tingkat pemasok.

Namun, Opik memperkirakan, kenaikan harga cabai maupun bawang karena terpengaruh musim hujan yang berdampak pada hasil panen kedua komoditas tersebut. selain itu, kenaikan harga juga diperkirakan karena menjelang bulan puasa.

"Ya saya terpaksa ikut menaikkan harga jual kepada konsumen supaya tidak rugi," terang Opik.

Opik berharap, harga berbagai komoditas itu tidak naik terlalu tinggi. Pasalnya, tak hanya memberatkan konsumen, hal tersebut juga akan membuat pedagang merugi.

Opik mengatakan, saat harga komoditas tinggi, modal yang harus dikeluarkan pedagang menjadi lebih besar. Sedangkan di sisi lain, omset penjualan menurun karena pembeli mengurangi belanjanya.

Sementara itu, salah seorang pedagang masakan di Kecamatan Indramayu, Wati, mengungkapkan, kenaikan harga cabai maupun bawang merah sangat memberatkan usahanya. Apalagi, hingga kini dia masih terbebani dengan tingginya harga maupun sulitnya memperoleh minyak goreng.

"Minyak goreng belum selesai, sekarang harga cabai dan bawang juga naik," keluh Wati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement