Senin 07 Mar 2022 16:53 WIB

Target Bebas Sampah Banyumas Mencapai 90 Persen

Sampah yang masih bernilai ekonomi akan dipisahkan untuk diolah kembali.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
 Bupati Banyumas melakukan pemantauan di TPST Gunung Tugel, Patikraja, Senin (7/3/22).
Foto: Dokumen.
Bupati Banyumas melakukan pemantauan di TPST Gunung Tugel, Patikraja, Senin (7/3/22).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Target Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk mencapai zero waste pada Maret 2022 kembali molor. Namun, pengurangan pengolahan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas terus berkurang.

Target bebas sampah (zero waste) berarti seluruh sampah bisa terkelola dengan baik, antara di hulu, tengah ataupun hilir, sehingga tidak menumpuk menjadi timbulan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Menurut Bupati Banyumas, Achmad Husein, target zero waste ini baru mencapai 90 persen dari yang ditargetkan pada Maret 2022 ini. "Kita menghindari adanya TPA karena itu yang selalu bermasalah, sehingga membuat sistem ini supaya tidak ada TPA. Di Banyumas belum senpurna 100 persen, tapi sudah 90 persen," ujar bupati di TPST Gunung Tugel, Kedungrandu, Patikraja, Kabupaten Banyumas, Senin (7/3/2022).

Di sana, bupati melakukan pemantauan proyek pengoperasian mesin pirolisis. Alat tersebut digunakan untuk mengolah residu sampah yang dibakar dengan suhu tinggi hingga 950 derajat Celcius. Tidak hanya melakukan pemantauan, Bupati juga melakukan pemilahan sampah bersama KSM di hanggar tersebut.

Nantinya, sampah-sampah yang masih bernilai ekonomi akan dipisahkan untuk diolah kembali menjadi barang yang memiliki nilai jual, seperti plastik. Sedangkan sampah-sampah yang tidak terpakai akan dibakar di mesin prolisis.

Mengalami langsung pemilahan sampah, membuat bupati menyadari bahwa ini pekerjaan yang tidak mudah. "Saya menemukan ada pampers, sisa makanan, ayam satu kantong gede, begitu dibuka banyak belatungnya," kata bupati.

Menurut bupati, saat ini dengan adanya sistem budi daya maggot untuk sampah organik, pemilahan sampah anorganik, hingga menggunakan mesin pirolisis, sampah di Banyumas jauh lebih berkurang. "Artinya dari sebanyak 142 truk sampah setiap hari, yang masuk tinggal sekitar 12 truk," ujar bupati.

Sementara itu, Ketua KSM Randu Makmur, Wahidin menambahkan, sampah yang masuk ke TPST tersebut paling tidak tiga truk per hari, dengan kapasitas tiga ton untuk masing-masing truk.

KSM tersebut membantu mengolah sampah untuk 3.000 KK dari Purwokerto Barat, Timur dan Selatan atau lima kecamatan dan 11 kelurahan. "Kapan saja siap dioperasikan, diharapkan akan membantu hanggar yang sampahnya menumpuk," kata Wahidin.

Secara terpisah, Ketua Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas Junaedi mengatakan bahwa tahun ini pihaknya akan menambah tiga mesin prolisis, sehingga menjadi sembilan mesin pirolisis.

"Kami menganggarkan Rp 1,4 miliar untuk dua pirolisis, sedangkan satu mesin dari bantuan CSR Bank Indonesia, sehingga kapasitasnya menjadi 12 kubik per jam," jelas Junaedi.

Ia menjelaskan, target zero waste membutuhkan 11 mesin pirolisis, sehingga nantinya DLH Banyumas akan menganggarkan kekurangan dua mesin lagi di anggaran perubahan.

Junaedi mengakui bahwa target bebas sampah ini kembali molor di Maret ini. Oleh karena itu, penambahan mesin ini diharapkan dapat mewujudkan target tersebut di tahun ini. Selain itu, DLH juga akan membangun lima TPST lagi.

Kendati begitu, menurutnya saat ini jumlah sampah yang masuk ke TPST terus berkurang. Jumlah sampah yang masuk TPST pada 2021 melebihi 30 truk sampah, kemudian terus turun hingga pada Februari lalu mencapai rata-rata 20 truk sampah per hari.

Di TPA sementara Gunung Cunil, sampah yang masuk kira-kira mencapai 17 truk setiap harinya. Jumlah tersebut mengalami fluktuasi, namun terus mengalami penurunan.

"Harapannya di 2022 sudah mendekati zero waste, atau sudah tercapai. Jadi sudah tidak ada TPA, semua sampah diproses habis di pirolisis," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement