Senin 07 Mar 2022 15:41 WIB

Angka Reproduksi Kasus Covid-19 di Luar Jawa Bali Turun Signifikan

Beberapa provinsi di luar Jawa Bali melalui puncak kasus dan dalam tren penurunan.

Rep: Fauziah Mursid  / Red: Ratna Puspita
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa Bali mengatakan angka reproduksi efektif kasus Covid-19 di luar Jawa Bali mengalami penurunan signifikan. Ilustrasi
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa Bali mengatakan angka reproduksi efektif kasus Covid-19 di luar Jawa Bali mengalami penurunan signifikan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa Bali mengatakan angka reproduksi efektif kasus Covid-19 di luar Jawa Bali mengalami penurunan signifikan. Airlangga mengatakan, meskipun angkanya sedikit di atas 1, penurunan hampir di seluruh pulau dari angka nasional 1,16 ke 1,09.

"Di luar Jawa Bali, Nusa Tenggara 1,14 Maluku 1,1, Kalimantan 1,10, Sumatera 1,09 Sulawesi 1,09, dan Papua 1,08," ujar Airlangga dalam konferensi persnya tentang rapat terbatas secara daring, Senin (7/3/2022).

Baca Juga

Airlangga mengatakan, penurunan juga terjadi pada kasus konfirmasi harian di luar Jawa Bali. Hingga 6 Maret 2022, kasus di luar Jawa Bali sebanyak 8.158 kasus dibandingkan pada 23 Februari 2022 sebanyak 19.807 kasus yang menjadi puncak kasus di luar Jawa Bali. 

Sementara untuk kasus aktif, puncaknya terjadi pada 3 Maret 2022, yakni 183.482 kasus. Kasus aktif mengalami penurunan pada 6 Maret 2022, yakni 171.217 kasus aktif. 

 

Untuk kasus kematian, ada 91 kasus per Maret dengan case fatality rate (CFR) 2,61. "Sebagian besar adalah memiliki komorbid, lansia dan belum vaksinasi lengkap," katanya.

Ia menambahkan, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit juga terkendali. Namun, tiga provinsi yang BOR-nya masih tinggi, yakni Sumatera Utara dengan 21.338 kasus, BOR 37 persen, dan konversi 21 persen; Kalimantan Timur dengan 15.603 kasus aktif, BOR 44 persen, dan konversi 25 persen; dan Sulawesi Selatan dengan kasus aktif 15.131, BOR 31 persen dan konversi 18 persen.

"Tentu pemerintah menyediakan isolasi terpusat (isoter) yang disediakan adalah 36.470 tempat tidur, terisi 10 persen dan ada beberapa yang sembilan provinsi BOR daripada isoternya 0 dan beberapa yang isoternya yang masih tinggi adalah Kaltim dan Kepulauan Riau 49 persen dan 33 persen," katanya.

Selain itu, Airlangga menyebutkan, beberapa provinsi juga telah melalui puncak kasus dan dalam tren penurunan, yaitu Sulawesi Utara, Papua Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan Lampung, serta Riau. "Yang masih naik di Kalbar dan NTT," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement