Senin 07 Mar 2022 10:35 WIB

Vitali dan Wladimir Klitschko Siap Mati Untuk Ukraina

Dua saudara petinju yang ikonik Ukraina itu segera mengangkat senjata

Rep: Fitriyanto/ Red: Muhammad Akbar
Petinju kelas berat asal Ukraina, Wladimir Klitschko.
Foto: EPA/Kerstin Joenssen
Petinju kelas berat asal Ukraina, Wladimir Klitschko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mantan juara dunia kelas berat Vitali dan Wladimir Klitschko mengatakan bahwa mereka 'siap mati' untuk melindungi negara asal mereka, Ukraina, dari penjajah Rusia.

Dua saudara petinju yang ikonik itu segera mengangkat senjata menyusul berita bahwa presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang - dan bahkan dikatakan berada dalam 'daftar pembunuhan' targetnya di antara 24 target lainnya.

Gambar pasangan itu sekarang telah diambil di pinggiran Kyiv sambil mengenakan rompi antipeluru, berpose di depan sebuah van dicat yang bertuliskan 'Iron Kyiv' disemprotkan di atasnya.

Vitali, yang merupakan raja kelas berat WBC antara tahun 2008 dan pensiun tahun 2012, juga adalah Walikota Kyiv saat ini - dan tetap tinggal di ibu kota.

Wladimir, yang memegang gelar terpadu WBA (Super), IBF, WBO, IBO, dan Ring antara 2012 dan 2015, juga menawarkan bantuannya dengan bergabung dengan militer.

Sebelumnya, kakak laki-laki Vitali mengatakan kepada Sky News bahwa kelompok mereka telah membunuh enam tentara Rusia saat mencoba menemukan kelompok separatis.

Dalam pembaruan terbaru mereka, Vitali mengatakan kepada CNN, "Saya sangat bangga melihat betapa patriotiknya orang-orang."

“Kami tidak tertarik dengan seberapa kuat tentara Rusia, kami siap bertarung. Dan kami siap mati untuk negara asal kami dan untuk keluarga kami, karena itu adalah rumah kami." ujarnya.

"Ini masa depan kita dan seseorang ingin datang ke rumah kita dan mencuri masa depan kita dari kita," ujarnya.

Itu terjadi ketika Wladimir yang berusia 45 tahun meminta para pemimpin spiritual dunia untuk mengambil sikap. Dia berkata, "Drama yang sedang berlangsung di Ukraina pada saat ini mempertanyakan gagasan tentang kemanusiaan."

“Martabat manusia dipertanyakan melalui agresi sukarela warga sipil dan tuntutan yang berlipat ganda di mana-mana di wilayah negara saya. Apa yang terjadi di jantung Eropa menyentuh hati semua penduduk planet kita yang mencintai keadilan dan nilai-nilai kebaikan, terlepas dari asal atau agama mereka," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement