Senin 07 Mar 2022 07:59 WIB

Penyakit Non Fisik yang Biasa Menjangkiti Orang-Orang Kaya   

Penyakit hati kerap menyerang orang-orang kaya karena kelalaian mereka

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kekayaan. Penyakit hati kerap menyerang orang-orang kaya karena kelalaian mereka
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilustrasi kekayaan. Penyakit hati kerap menyerang orang-orang kaya karena kelalaian mereka

REPUBLIKA.CO.ID, — Menjadi orang yang kaya sangatlah wajar. Allah SWT dan RasulNya pun menghendaki agar umat Muslim menjadi orang yang kaya paripurna yakni kaya lahiriah dan batiniah. 

Dalam Alquran surat Hud ayat 15 dapat ditemukan keterangan tentang bagaimana Allah SWT mudah untuk menjadikan seseorang menjadi kaya. 

Baca Juga

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.” 

Kendati demikian Imam besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa kekayaan yang terpenting untuk dimiliki seorang hamba bukanlah sekedar banyak harta melainkan juga memiliki kekayaan jiwa.  

 

"Kekayaan yang paling puncak adalah kaya materi dan kaya jiwa. Orang yang kaya jiwa berarti hartanya digunakan untuk mengalir ke langit," kata Prof Nasaruddin dalam kajian tasawuf di Masjid Agung Sunda Kelapa beberapa waktu lalu.  

Kendati demikian menurut, Prof Nasar, begitu akrab disapa, risiko menjadi orang kaya juga tak kalah besarnya dengan hidup menjadi orang fakir. 

Menurutnya bila kefakiran berpotensi membuat orang kufur hingga menggadaikan keimanannya untuk memperoleh kebutuhan hidup, maka kekayaan juga berpotensi mendatangkan kesombongan, kufur nikmat, dan cinta berlebihan terhadap dunia.  

Maka dari itu, menurut Prof Nasar di antara doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW adalah memohon hidup dalam keadaan miskin. Maksudnya yakni agar memiliki perasaan miskin di hadapan Allah SWT. 

Sehingga meski memiliki harta yang banyak, seseorang tidak merasa sombong sebab menyadari bahwa Allah Yang Mahakaya. Selain itu agar dikumpulkan dengan orang-orang yang sama-sama memiliki perasaan sebagai hamba yang miskin dihadapan Allah SWT.  

Prof Nasarud mengatakan dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan tentang sifat-sifat tercela yang cenderung menjangkiti orang yang kaya. 

Di antaranya yakni kikir dan pelit. Dia enggan sedikit pun untuk bersedekah atau menolong orang lain dengan harta yang dimiliki. 

Prof Nasar menjelaskan kelak di yaumil hisab orang kaya yang kikir dan pelit akan mengalami kesulitan dan Allah akan menempatkannya di neraka. 

Selain itu orang yang kaya juga rentan untuk dihinggapi sifat tamak. Maka ketika ketamakan menyelimuti, orang tersebut akan terus berupaya menumpuk-numpuk kekayaannya bahkan dengan melakukan berbagai cara sekalipun batil. 

Orang yang kaya juga rentan dihinggapi sifat sombong dan angkuh. Prof Nasar mencontohkan orang kaya yang sombong akan cenderung mendemonstrasikan kekayaan yang dimilikinya di tengah-tengah orang lain yang tengah mengalami kesusahan atau penderitaan. 

Lebih lanjut Prof Nasar mengatakan orang yang kaya juga rentan melampaui batas dan riya dalam membelanjakan hartanya. 

Orang yang kaya juga rentan melakukan monopoli agar kekayaannya semakin bertambah banyak. Selain itu melakukan nepotisme dan korupsi dalam bisnisnya.  

"Orang kaya seperti ini hidupnya tidak akan berkah. Hidupnya di dunia sudah bisa terlihat tidak berkah apalagi di akhirat," kata Prof Nasar.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement