Ahad 06 Mar 2022 13:49 WIB

Stabilisasi Harga Jagung, Kementan dan Pemda Bima Kirim Jagung ke Surabaya 2.600 Ton

Pengiriman jagung ke Surabaya merupakan upaya melakukan stabilisasi harga

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Bima melakukan pengiriman perdana jagung ke Surabaya sebanyak 2.600 ton. (ilustrasi).
Foto: istimewa
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Bima melakukan pengiriman perdana jagung ke Surabaya sebanyak 2.600 ton. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Bima melakukan pengiriman perdana jagung ke Surabaya sebanyak 2.600 ton. Pengiriman ini merupakan upaya melakukan stabilisasi harga sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Bambang Pamuji mengatakan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) sebagai offtaker jagung di Bima diharapkan melakukan kemitraan dengan petani untuk menyerap panen. Dengan demikian supply jagung dapat terjamin dan terjaga sehingga petani jagung di Bima terus terjaga mendapatkan harga yang menguntungkan.

Baca Juga

"Offtaker sebagai pembeli memberikan kepastian harga panen sehingga petani termotivasi untuk meningkatkan pertanaman, diharapkan CPI terus menjaga stabilisasi harga dan mudah-mudahan kesejahteraan petani meningkat," kata Bambang dalam Siaran Pers Kementan, Ahad (6/3/2022).

Bambang menambahkan total luas panen jagung Kabupaten Bima 63.149 hektare (ha) dengan produksi 475 ribu ton dan jika dibandingkan tahun sebelumnya diketahui produksi jagung naik sebesar 10,46 persen. Karena itu, kedepan peningkatan produksi jagung asal Bima harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

"Melihat potensi Bima yang luar biasa maka produksi jagung bisa terus ditingkatkan. Sesuai arahan Menteri Pertanian ekspor harus didorong dan jagung harus kita tingkatkan dan dipersiapkan untuk masuk pasar ekspor," terangnya.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengataka selain untuk pakan ternak, saat ini komoditas jagung memiliki berbagai turunan mulai dari makanan hingga minuman dan lainnya. Potensi produksi jagung Bima dan Sumbawa sangat luar biasa dan diharapkan pengembangan jagung tetap memperhatikan kelestarian ekosistem lingkungan utamanya petani di daerah lereng.

"Ini bagian dari upaya untuk mengurangi bencana alam seperti banjir," kata Suwandi.

Sementara itu, Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri memberikan apresiasi atas dukungan dan bantuan Kementan dalam memastikan peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Bima yang sudah dinikmati masyarakat. Menurutnya, di bawah komando Menteri Syahrul Yasin Limpo, Kementan memberikan banyak dukungan untuk kemajuan petani di Bima.

"Dukungan itu berupa program dan bantuan dari berbagai komoditi yang dihasilkan oleh petani Bima," ucap Indah.

Selain itu, Indah menekankan peran PT CPI menjadi salah satu penopang hasil panen jagung yang di tanam oleh masyarakat Bima. Hal ini juga memotivasi setiap musim tanam, petani menghasilkan hasil panen yang terus meningkatkan sekaligus mampu mengangkat kesejahteraan petani.

"PT CPI ini juga memberdayakan masyafakat sekitar untuk bekerja sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka. Tentunya saya berharap seluruh masyarakat dapat menjaga ketertiban dan keamanan karena tidak mudah untuk menghadirkan orang yang mau berinvestasi," kata Indah.

Ketua Asosiasi Jagung Bima, Burhan mengatakan petani jagung sangat menyambut baik atas upaya pemerintah dalam menghadirkan offtaker di Kabupaten Bima. Yakni selain menyerap hasil panen petani, kini petani jagung Bima juga mendapatkan kepastian harga di musim panen.

"Pada awalnya petani jagung jemur jagung namun sekarang petani panen langsung jual dengan harga kisaran 4.500 hingga 4.850 jagung kering panen," katanya.

Menurutnya, untuk efisiensi, petani jagung Bima harus diberikan pelatihan mulai dari peningkatan produksi, pemupukan hingga pasca panen. Tentunya, sinergi pemerintah, offtaker dan petani yang baik menjadi awal yang baik untuk mengembangkan jagung secara optimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement