Ahad 06 Mar 2022 12:52 WIB

Diplomatnya Dicopot di PBB, Rusia Kirimkan Pesawat

AS khawatir diplomat Rusia membahayakan keamanan negara

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Rusia. Pemerintah Rusia mengirimkan pesawat menuju Washington untuk memulangkan diplomat mereka yang diturunkan dari jabatannya di PBB pada pekan ini.
Foto: forbes.com
Bendera Rusia. Pemerintah Rusia mengirimkan pesawat menuju Washington untuk memulangkan diplomat mereka yang diturunkan dari jabatannya di PBB pada pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengirimkan pesawat menuju Washington untuk memulangkan diplomat mereka yang diturunkan dari jabatannya di PBB pada pekan ini. Hal itu karena Amerika Serikat (AS) khawatir para diplomat itu dapat membahayakan keamanannya.

Rusia membantah tuduhan tersebut dan mengatakan akan membalas pengusiran para diplomatnya ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Skuadron Penerbangan Khusus Rossiya terbang dari St. Petersburg menuju Washington untuk menjemput diplomat-diplomat Rusia.

Baca Juga

"Pesawat ini akan membawa pulang diplomat-diplomat Rusia yang Pemerintah Amerika Serikat nyatakan sebagai persona nongrata," kata Zakharova di aplikasi kirim pesan Telegram, Sabtu (5/3/2022).

Ketegangan antara Washington dan Moskow kian memanas sejak Rusia menginvasi Ukraina pekan lalu. Perang itu mengakibatkan bencana kemanusiaan terburuk di Eropa dalam beberapa dekade.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington telah menyetujui penerbangan yang disewa pemerintah Rusia untuk memulangkan para diplomat Rusia di PBB. Para diplomat itu dikeluarkan karena menyalahgunakan hak tinggal mereka.

"Pengecualian khusus ini dilakukan sesuai dengan regulasi federal untuk memastikan personel misi Rusia dan keluarga mereka berangkat sesuai tanggal yang telah kami instruksikan," kata juru bicara tersebut.

Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menunjukkan pesawat Rusia itu tiba di Bandara Internasional Dulles, Washington sekitar pukul 14:00 waktu setempat.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement