Ahad 06 Mar 2022 08:33 WIB

Derbi Manchester, Ancaman Skuad Iblis Merah di Etihad

Man City dan MU sama-sama sedang memperjuangkan tiga poin penting di liga.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Derbi Manchester, adu taktik pelatih Manchester City Pep Guardiola (kiri) dengan pelatih Manchester United Ralf Rangnick.
Foto: DOK REPUBLIKA
Derbi Manchester, adu taktik pelatih Manchester City Pep Guardiola (kiri) dengan pelatih Manchester United Ralf Rangnick.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Derbi Manchester merupakan salah satu pertandingan Liga Primer Inggris yang paling dinanti oleh pecinta sepak bola. Dua klub dengan sejarah rivalitas yang panjang itu akan kembali saling bentrok pada Ahad (6/3).

Kedua tim sama-sama sedang memperjuangkan tiga poin penting di liga. Manchester City butuh kemenangan untuk tetap berada di atas Liverpool. Sementara, Manchester United (MU) memerlukan tiga poin supaya bisa menjaga asa finis di posisi empat besar dan lolos ke Liga Champions musim depan.

Baca Juga

Kedua tim juga sama-sama sedang inkonsisten dalam lima pertandingan terakhir. Man City tiga kali menang, sekali kalah, dan sekali imbang, dalam lima pertandingan terakhir.

Sementara Man United, meski tak terkalahkan dalam lima pertandingan terakhir, namun hanya dua kali menang dan sisanya berakhir imbang. Tapi the Citizens masih di atas angin jika melihat jarak poin, dengan keunggulan 19 poin dari skuad Iblis Merah.

Karena itu, pertandingan di Stadion Etihad ini bukan hanya bicara soal perebutan tiga poin. Tapi gengsi dua klub asal Manchester yang selalu menjadi warna tersendiri dalam laga derbi.

Memang, sejak musim 2011/2012 atau sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson dari MU, Man City mendominasi derbi Manchester. Dalam 21 pertemuan terakhir, tim yang berseragam biru-langit itu memiliki persentase kemenangan 52 persen dengan 11 kali menang. MU hanya tujuh kali menang dan tiga laga sisanya berakhir imbang. Bahkan sejak dilatih Pep Guardiola, penguasaan bola Man City memiliki persentase 65 persen dalam 11 pertandingan.

Tapi perlu dicatat, MU tampil dominan atas Man City dalam lima pertandingan terakhir. Skuad asuhan Ralf Rangnick itu tiga kali menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Man United pun sedang berburu kemenangan keempat secara beruntun di Etihad Stadium. Bahkan MU telah memenangkan lima dari tujuh pertandingan terakhir di Etihad.

Dalam pertemuan terakhir kedua tim di Etihad, MU unggul 2-0. Meski Man City langsung membalas dengan kemenangan di Old Trafford lewat skor yang sama. Bukan itu saja, Cristiano Ronaldo dkk hanya sekali kalah dalam 20 laga terakhir, tidak termasuk adu penalti di semua kompetisi.

Karena itu, laga ini menjadi pertandingan paling sulit diprediksi. Sebab, meskipun sedang kesulitan di liga maupun kompetisi lain, MU akan selalu punya motivasi tersendiri jika berhadapan dengan skuad asuhan Pep Guardiola tersebut.

''Ini adalah salah satu pertandingan di mana kami tahu apa arti pentingnya untuk kota, untuk fan, dan diri kami sendiri. Ini laga yang kami ingin menangkan bagaimanapun caranya,'' kata gelandang MU, Bruno Fernandes, dikutip dari laman resmi klub.

Tapi Guardiola punya segudang amunisi penyerang yang siap menjebol gawang David de Gea. Salah satu penyerang yang sedang bersinar adalah Riyad Mahrez. Mantan pemain Leicester City itu telah terlibat atas sembilan gol dalam delapan penampilan terakhirnya untuk Man City, dengan mencetak enam gol dan tiga assist.

Terbaru, Mahrez menjadi pahlawan kemenangan Man City atas Peterborough di Piala FA. ''Riyad selalu memiliki kualitas di sepertiga akhir (pertahanan lawan). Dia yang terbaik. Dia mencetak gol fantastis. Sangat bangga dengan permainan yang dia mainkan,'' jelas Guardiola.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement