Ahad 06 Mar 2022 07:30 WIB

Cara Rasulullah Membalas Orang yang Memberikan Hadiah

Rasulullah SAW tidak berutang jasa terhadap siapapun.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Cara Rasulullah Membalas Orang yang Memberikan Hadiah (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Cara Rasulullah Membalas Orang yang Memberikan Hadiah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hadiah merupakan salah satu yang tertulis dalam sirah Nabi sebagai sebuah pendapatan Rasulullah SAW. Pemberian hadiah kepada Nabi ini biasanya karena kecintaan seseorang kepada Nabi, hormat kepada Nabi, atau ada tujuan lain. 

Lantas seperti apa Nabi memperlakukan dan membalas orang-orang yang memberikan hadiah? Abdul Fattah As-Samman dalam buku Harta Nabi menjelaskan, Rasulullah tidak asal dalam menerima hadiah. Melainkan harus melalui beberapa kriteria khusus dan juga Nabi senantiasa berupaya mengembalikannya atau memberikan hadiah balasan yang lebih baik darinya. 

Baca Juga

Karena Rasulullah SAW tidak berutang jasa terhadap siapapun. Beliau lah yang dinyatakan oleh Alquran bahwasannya tidak mengutus beliau untuk hidup dalam penjamuan umatnya. 

Misalnya, Rasulullah SAW berkenan menerima hadiah-hadiah dari para sahabat dalam berbagai situasi dan kondisi dan juga tujuan yang beragam. Tiada seorang sahabat pun yang memberikan kepada Rasulullah kecuali beliau membalasnya dengan memberikan hadiah yang lebih baik kepadanya. 

 

Baik hadiah berupa materi seperti uang, sebidang tanah, pelayan, ataupun unta, dan juga hadiah berupa non-material. Seperti meninggikan kedudukannya, memujinya, dan yang paling mulia adalah mendoakan kebaikan kepadanya. 

Selain itu, Rasulullah juga berkenan menerima hadiah-hadiah dari selain para sahabat. Mulai dari penguasa dan beberapa orang-orang musyrik dengan tujuan syariat bukan personal. Beliau pun segera memberikan hadiah balasan yang lebih baik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement