Sabtu 05 Mar 2022 17:49 WIB

PLN: Bauran Energi di Flores Capai 15,24 Persen

Bauran EBT 15,24 persen ini berupa pemanfaatan panas bumi, air, dan surya.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Teknisi melakukan pemeriksaan rutin pada panel surya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap (ilustrasi). Bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Flores hingga Maret 2022 telah mencapai 15,24 persen.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Teknisi melakukan pemeriksaan rutin pada panel surya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap (ilustrasi). Bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Flores hingga Maret 2022 telah mencapai 15,24 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat tingkat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Flores hingga Maret 2022 telah mencapai 15,24 persen dari hasil pemanfaatan berbagai jenis energi hijau.

"Bauran EBT 15,24 persen ini berupa pemanfaatan energi panas bumi, air, dan juga energi surya," kata General Manager PT PLN (Persero) UIW NTT Agustinus Jatmiko dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu (5/3/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pengembangan EBT di Flores merupakan bagian dari upaya PLN untuk mendukung target pemerintah terkait peran EBT untuk bauran energi nasional mencapai 23 persen pada 2025. Di Flores sendiri, kata dia, PLN telah mengembangkan sejumlah pembangkit EBT seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 2x1 MegaWatt (MW) di Ndungga Kabupaten Ngada. Selain itu ada PLTMH Ogi dan PLTMH Wae Roa di Ngada, PLTMH Waigarit di Ruteng, Kabupaten Manggarai, PLTMH Sita di Manggarai.

Ia menjelaskan PLN juga tengah mengembangkan EBT dengan kapasitas besar yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko di Ngada dengan kapasitas daya 20 MW. Pengembangan panas bumi ke depan, kata dia, tidak hanya di Mataloko. PLN juga akan memulai persiapan untuk PLTP Ulumbu di Kabupaten Manggarai dan PLTP Atadei di Kabupaten Lembata.

Jatmiko menjelaskan selain potensi panas bumi dan mikro hidro, Pulau Flores juga memiliki potensi EBT dari energi panas matahari yang telah dikembangkan di sejumlah titik. Ia menyebutkan mencontohkan seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada pulau-pulau kecil di sekitar Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, seperti Pulau Messah, Pulau Papagarang, Pulau Seraya Marannu, Pulau Batu Tiga Boleng, maupun Pulau Kojadoi di Kabupaten Sikka.

Pengembangan PLTS, kata dia, menyasar wilayah-wilayah terpencil yang tidak bisa dijangkau jaringan listrik PLN yang eksisting untuk menggantikan penggunaan genset berbahan bakar diesel yang dipakai oleh masyarakat. "PLN berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan bauran EBT di NTT yang memiliki potensi yang cukup melimpah sebagai langkah menuju transisi energi hijau berkelanjutan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement