Ahad 06 Mar 2022 00:08 WIB

Evakuasi Jenazah Karyawan PT PTT, Korban Separatis Papua, Dilakukan Senin

Evakuasi karyawan PT PTT masih menunggu 17 warga dari Beoga yang jalan dua hari.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.
Foto: Dok Polri
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA --  Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menyatakan, evakuasi delapan jenazah karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang meninggal akibat kekejaman KKB dijadwalkan Senin (7/3).Belum dievakuasinya jenazah karyawan PTT karena masih menunggu 17 warga dari Beoga yang akan membantu proses evakuasi tiba di TKP di perbatasan Kabupaten Puncak dengan Kab. Intan Jaya.

"Sebanyak 17 Warga dari Beoga itu merupakan bantuan dari Bupati Puncak yang akan berjalan kaki selama dua hari hingga ke TKP yang merupakan kamp PT.  PTT,"  jelas Irjen Pol Fakhiri kepada Antara, Sabtu.

Baca Juga

Kapolda Papua yang dihubungi melalui telepon selularnya mengaku kemungkinan ke 17 warga Beoga itu akan tiba pada Ahad (6/3) atau Senin (7/3). Bila kondisi memungkinkan evakuasi akan langsung dilakukan.

Rencananya ketujuh jenazah itu akan di bawa ke Sugapa dulu baru diterbangkan ke Timika."Evakuasi jenazah karyawan PTT menunggu informasi dari masyarakat yang saat ini sedang berjalan kaki selama dua hari menuju TKP, " jelas Fakhiri seraya berharap semuanya berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Ketika ditanya tentang evakuasi Nelson Sarira (NS) yang menjabat Department of FOP di PTT saat ini sudah berada di Timika, Kapolda Papua menyatakan rasa syukurnya karena korban sudah dievakuasi dan aman."Nelson Sarira kini masih diperiksa tim medis dan dilaporkan masih trauma sehingga belum bisa dimintai keterangannya, " ujar Irjen Pol Fakhiri.

Delapan orang yang menjadi korban keganasan KKB di Beoga yakni tiga karyawan PTT yaitu Billy Garibaldi, Renal Tegasye Tentua, dan Bona Simanullan. Kemudian warga yang menjadi pemandu yakni Gogon - Bebi Tabuni serta tiga karyawan kontraktor yaitu Jamaluddin, Syahril Nurdiansyah, Ibo dan Eko Septiansyah .

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement