Sabtu 05 Mar 2022 14:04 WIB

Masyarakat Antre Minyak Goreng di Bengkulu Berakhir Ricuh

Terjadi aksi saling dorong antara masyarakat yang antre hendak membeli minyak goreng.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Warga mengantre untuk mendapatkan minyak goreng kemasan (ilustrasi). Operasi pasar minyak goreng di Kota Bengkulu berakhir ricuh.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Warga mengantre untuk mendapatkan minyak goreng kemasan (ilustrasi). Operasi pasar minyak goreng di Kota Bengkulu berakhir ricuh.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu menggelar operasi minyak goreng di dua lokasi yaitu di Jalan Belimbing Pasar Panorama dan di Jalan Gandaria Pasar Panorama, Kota Bengkulu, yang menyebabkan ribuan masyarakat mengantre dan berakhir ricuh.

Salah satu warga Kelurahan Jembatan Kecil, Ria Ibzan di Bengkulu, Sabtu (5/3/2022), mengatakan, ia telah mengantre sejak pukul 07.30 WIB di Jalan Belimbing Pasar Panorama. "Saat pembagian di lokasi pertama, pihak penyelenggara tidak membuat aturan untuk masyarakat sehingga masyarakat berdesak-desakan," kata Ria.

Baca Juga

Seharusnya, menurut dia, pihak penyelenggara telah membuat aturan untuk masyarakat yang ingin membeli minyak goreng. Hal itu agar tidak menimbulkan keramaian sesuai dengan aturan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu guna mengurangi penyebaran Covid-19. Namun terjadi kerumunan masyarakat.

Hal senada juga disampaikan oleh Sumina. Ia mengaku kecewa dan merasa dipermainkan oleh pemerintah dengan adanya operasi pasar yang hingga dua kali pindah lokasi.

"Kami disuruh antre dua kali, kami ikuti tapi akhirnya tidak dapat. Saya merasa dipermainkan oleh pemerintah hanya karena minyak goreng dua liter," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa telah dua minggu stok minyak goreng di rumahnya tidak ada, sehingga ia tidak dapat berjualan gorengan dan beralih berjualan es.

Diketahui, ribuan masyarakat Kota Bengkulu mengantre minyak goreng seharga Rp 12,5 ribu per liter. Di tengah pembagian minyak goreng terjadi aksi saling dorong antara masyarakat sehingga menyebabkan kericuhan.

Namun akhirnya pada pukul 10.12 WIB mobil pembawa minyak goreng murah pergi meninggalkan lokasi sebab kondisi masyarakat yang tidak kondusif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement