Sabtu 05 Mar 2022 10:41 WIB

Sempat Abstain, UEA Kini Malah Kutuk Serangan Rusia ke Ukraina, Mengapa?

UEA sempat menolak di sidang PBB untuk mengecam serangan Rusia ke Ukraina

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Pemandangan pusat kota rusak setelah serangan udara Rusia di Chernigiv, Ukraina, Kamis, 3 Maret 2022. Pasukan Rusia telah meningkatkan serangan mereka di kota-kota yang padat dalam apa yang disebut pemimpin Ukraina sebagai kampanye teror terang-terangan.
Foto: AP/Dmytro Kumaka
Pemandangan pusat kota rusak setelah serangan udara Rusia di Chernigiv, Ukraina, Kamis, 3 Maret 2022. Pasukan Rusia telah meningkatkan serangan mereka di kota-kota yang padat dalam apa yang disebut pemimpin Ukraina sebagai kampanye teror terang-terangan.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUDHABI— Uni Emirat Arab (UEA) akhirnya mengecam invasi Rusia ke Ukraina setelah mendukung pemungutan suara di Majelis Umum PBB mengutuk serangan itu. Dukungan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah UEA abstain dari mosi serupa di Dewan Keamanan. 

Dilansir dari The New Arab, Kamis (3/3/2022), resolusi terbaru, yang "sangat menyesalkan agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina", didukung oleh 141 dari 193 anggota PBB. Kali ini UEA mendukungnya, bersama dengan Arab Saudi dan Mesir. 

Baca Juga

Tidak jelas apa yang menyebabkan UEA berbalik, tetapi abstain pekan lalu menyebabkan gerutuan di ibu kota Barat tentang sikap negara Teluk itu.

Ada ketidakpercayaan khusus setelah kantor berita Kremlin melaporkan pekan ini bahwa Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed "menyatakan hak Rusia untuk memastikan keamanan nasionalnya", dukungan de-facto untuk invasi Rusia. 

Abu Dhabi memiliki ikatan yang kuat dengan Moskow, terutama dalam masalah strategi energi. Tetapi mereka juga memiliki permusuhan yang sama untuk gerakan pro-demokrasi di wilayah tersebut. 

Dr Ali Bakir, Asisten Peneliti Profesor di Pusat Ilmu Kemanusiaan dan Ilmu Sosial Universitas Qatar, Ibn Khaldon, mengatakan kepada The New Arab bahwa dia tidak melihat suara UEA di Majelis Umum sebagai sesuatu yang sangat signifikan. Tetapi hal itu dapat mengisyaratkan permainan politik oleh Abu Dhabi mengenai hal itu dengan sekutu Barat.

"Posisi utama Abu Dhabi adalah mendukung Rusia, bahkan jika mereka abstain dari pemungutan suara di Dewan Keamanan," katanya mengacu pada pemungutan suara pekan lalu.

"Pemungutan suara di Majelis Umum PBB tidak begitu kritis, itu hanya tindakan simbolis, bahkan jika itu dapat digunakan untuk menekan Rusia," tambahnya. 

Menurut Bakir, mungkin ada tiga alasan mengapa UEA mengambil sikap ini.

Yang pertama adalah bahwa Abu Dhabi menginginkan dukungan Rusia di PBB, yang terlihat pekan ini ketika Moskow mendukung embargo senjata PBB terhadap pemberontak Yaman.

Kedua, UEA ingin mengirim pesan kepada Presiden Amerika Serikat Biden dengan tampil mendukung Rusia di DK PBB.  

“Sejak Biden berkuasa, dia entah bagaimana mengesampingkan UEA dan Arab Saudi dan pada gilirannya memberdayakan Qatar di panggung regional dan internasional,” kata Bakir. 

Baca juga: Tentara Israel Paksa Diplomat Muslim Taiwan Baca Alquran

 Alasan ketiga bisa jadi karena Abu Dhabi sedang mencoba untuk memposisikan dirinya dalam arena global yang berubah di mana terjadi pergeseran kekuasaan dari Barat ke Timur.  Hal ini dapat tercermin dari penolakan China dan India untuk mengutuk agresi Rusia. 

"Tindakan Abu Dhabi dapat diartikan sebagai cara untuk menyeimbangkan antara kekuatan besar untuk melayani kepentingan nasional dengan sebaik-baiknya," tambahnya. 

Invasi Rusia yang menghancurkan telah menewaskan ribuan orang dan memaksa satu juta orang meninggalkan rumah mereka di Ukraina.  Kota selatan Kherson jatuh Rabu malam, yang dapat memberikan akses tentara Rusia ke pelabuhan berharga Ukraina di Laut Hitam.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement