Sabtu 05 Mar 2022 05:35 WIB

Dua Helikopter Disiapkan Evakuasi 8 Karyawan PT PTT yang Diyakini Dibunuh Separatis Papua

Evakuasi dijadwalkan akan dilakukan pada Sabtu.

Pembunuhan karyawan di Papua
Foto: Foto : MgRol112
Pembunuhan karyawan di Papua

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani menyebutkan bahwa dua helikopter disiapkan untuk mengevakuasi karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang menjadi korban penyerangan KKB di Beoga, Kabupaten Puncak. Dua helikopter yang disiapkan itu terdiri dari milik perusahaan (PTT) dan milik TNI. Demikian disampaikan Kombes Faizal Rahmadani kepada Antara, Jumat (4/3/2022) petang.

Kombes Faizal yang dihubungi melalui telepon selularnya dari Jayapura mengaku, evakuasi dijadwalkan Sabtu (5/3) dan persiapan sudah dilakukan di Timika."Mudah-mudahan, Sabtu (5/3) evakuasi berjalan lancar tanpa kendala berarti, " harap Faizal seraya menambahkan lokasi BTS3 berada di atas gunung yang berjarak sekitar 15 km dari Beoga.

Baca Juga

Untuk menuju ke sana, tidak ada akses jalan, dan hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki yang penuh risiko. Altenatif lain menggunakan helikopter.

Ketika ditanya tentang kondisi korban NS yang dilaporkan selamat dalam insiden itu, Direskrimum Polda Papua mengakui belum mengetahui dengan pasti.Tidak ada informasi dari TKP karena memang jaraknya yang jauh dari Beoga sehingga tidak memungkinkan TNI-Polri di wilayah itu ke BTS3, sehingga diharapkan tim evakuasi bisa tiba di lokasi, Sabtu (5/3).

Insiden penyerangan terhadap karyawan PT. PTT dan kontraktor serta warga lokal menewaskan delapan orang dari sembilan orang yang ditugaskan memperbaiki BTS3Telkomsel di titik CO 53M 756085 9585257.

Pelaku penyerangan di Beoga adalah KKB, yang diduga dilakukan Terry Aibon yang merupakan anak buah Nau Waker. Namun untuk memastikan saat ini penyelidikan terus dilakukan, aku Kombes Faizal Rahmadani.

Delapan orang karyawan PT PTT yang menjadi korban meninggal akibat dibunuh KKB adalah Billy, Renal, Bona, Bebi Tabuni, Jamal, Eko, Syahril, dan Pak De.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement