Jumat 04 Mar 2022 17:24 WIB

BI Sampaikan Perkembangan Stabilitas Nilai Tukar Pekan Ini

BI terus berkoordinasi untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Teller menghitung uang rupiah, ilustrasi. BI menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, termasuk nilai tukar dan inflasi.
Foto: Republika/Prayogi
Teller menghitung uang rupiah, ilustrasi. BI menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, termasuk nilai tukar dan inflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) terus mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19 dan perkembangan global. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, termasuk nilai tukar dan inflasi.

"Melihat perkembangan nilai tukar 28 Februari-4 Maret 2022, pada hari Jumat, 4 Maret 2022 Rupiah dibuka pada level (bid) Rp 14.370 per dolar AS," katanya dalam keterangan pers, Jumat (4/3/2022).

Baca Juga

Yield SBN 10 tahun naik pada level 6,57 persen. Sementara itu, untuk Aliran Modal Asing, berdasarkan data transaksi 1-2 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 6,13 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp 8,30 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,17 triliun.

Berdasarkan data setelmen sampai 2 Maret 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp 1,60 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 23,20 triliun di pasar saham. Selain itu, inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali.

 

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Maret 2022, perkembangan harga pada Minggu I Maret 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,32 persen (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 0,88 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,31 persen (yoy).

Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu I yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,07 persen (mtm), cabai rawit, tempe, bawang merah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), daging ayam ras, tahu mentah, telur ayam ras, dan sabun detergen bubuk atau cair masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).  

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi minyak goreng sebesar -0,04 persen (mtm). Erwin mengatakan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

BI juga terus melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement