Jumat 04 Mar 2022 13:12 WIB

PSSI Diminta Bersikap Tegas Terkait Kontroversi Kinerja Wasit Liga 1

PSSI diminta mengambil sikap terkait kontroversi kinerja wasit Liga 1.

Pesepak bola Persib Bandung Nick Kuipers (keempat kiri) melakukan protes kepada wasit usai pertandingan Liga 1 melawan Persela Lamongan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Persib Bandung bermain imbang melawan Persela Lamongan dengan skor 1-1
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pesepak bola Persib Bandung Nick Kuipers (keempat kiri) melakukan protes kepada wasit usai pertandingan Liga 1 melawan Persela Lamongan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Persib Bandung bermain imbang melawan Persela Lamongan dengan skor 1-1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) diminta mengambil sikap tegas terkait kontroversi kinerja wasit Liga 1 musim ini. Rentetan keputusan kontroversial wasit perlu ditindaklanjuti PSSI, terlebih kompetisi Liga 1 memasuki pekan-pekan krusial untuk menentukan persaingan di zona degradasi dan jalur juara. 

“Kualitas wasit Liga 1 harus diakui masih belum banyak mengalami peningkatan. Banyak keputusan kontroversial yang merugikan banyak tim. Wajar jika banyak official tim peserta Liga 1 maupun pendukung yang meminta ketegasan PSSI agar wasit maupun asisten wasit bekerja dengan benar,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam keterangannya, Jumat (4/3/2021).

Baca Juga

Huda mengatakan, beberapa keputusan kontroversial wasit Liga 1 tampak terlihat dalam pertandingan pekan ke-27. Dalam pertandingan Persiraja Banda Aceh Vs Barito Putra, keputusan kontroversial wasit dan asisten wasit tampak saat menyatakan striker Persiraja Jabar Sharza terjebak offside. Padahal dalam tayangan ulang, jelas posisi Jabar Sharza masih on side saat menerima umpan dari rekannya Arya Putra di kotak penalti Barito Putra. 

“Keputusan ini sempat membuat pelatih kedua tim bersitegang karena satu merasa dirugikan sehingga menyerang yang lain,” katanya. 

Keputusan lebih kontroversial, lanjut Huda, tampak pada pertandingan Madura United Vs Persebaya Surabaya, pada Senin (28/2/2022). Saat itu wasit enggan meniup peluit tanda pelanggaran ketika Striker Persebaya Surabaya Samsul Arif terjatuh ditebas Kapten Madura United Fachrudin di menit 71 di kotak penalti. Padahal jarak Wasit Agus Fauzan yang memimpin pertandingan sangat dekat dari lokasi pelanggaran. 

“Pelanggaran itu harusnya berbuah tendangan penalti bagi Persebaya karena itu jelas disengaja untuk menghentikan pergerakan dari Samsul Arif,” katanya. 

Huda mengatakan, kejadian di pekan ke-27 Liga 1 ini merupakan bentuk rentetan panjang kontroversi yang dibikin oleh pengadil lapangan. Menurutnya, situasi ini harus segera ditindaklanjuti oleh federasi, apalagi Liga 1 memasuki pekan-pekan krusial untuk menentukan tim-tim masuk zona degradasi atau mereka yang bersaing di jalur juara. 

“Kami berharap federasi kita dalam hal ini PSSI segera bertindak cepat, grounded para pengadil lapangan yang terbukti bersalah untuk memberikan keamanan bagi peserta kompetisi kalau mereka bisa bersaing secara adil dalam merebut juara Liga 1 atau bertahan di Liga 1,” katanya. 

Politikus PKB ini menilai beban klub peserta Liga I saat ini cukup berat. Mereka harus merogoh kocek cukup dalam untuk bisa bertanding dan bertahan dalam mengikuti kompetisi di tengah Pandemi Covid-19. Di sisi lain mereka tidak mendapatkan pemasukan memadai karena pembatasan suporter ke stadion. 

“Jika dalam kondisi berdarah-darah untuk bertahan di Liga 1, betapa kecewanya mereka saat upaya meraih kemenangan dijegal secara tidak fair oleh perangkat pertandingan,” ujar dia.

Dalam kesempatan itu Huda juga menagih janji PSSI untuk memperbaiki kualitas para pengadil lapangan. Janji untuk menghadirkan direktur teknik wasit dari luar negeri yang direkomendasikan AFC hingga kemarin belum juga terealisasi. Padahal kehadiran direktur teknik wasit ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kinerja wasit pemimpin pertandingan Liga 1.

“Selain itu upaya menambah asisten wasit di sisi gawang masing-masing tim hingga pekan ke-28 Liga 1 juga belum bisa terealisasi. Jangan sampai federasi hanya bisa menghadirkan janji surga tanpa realisasi kongkret di lapangan,” kata Huda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement