Jumat 04 Mar 2022 08:09 WIB

Boeing dan Airbus Hentikan Pasokan Komponen ke Maskapai Rusia

Maskapai Rusia memiliki total 332 Boeing dan 304 jet Airbus.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat Airbus A330 yang digunakan untuk penerbangan internasional Aeroflot. Boeing dan Airbus menghentikan pasokan komponen kepada maskapai Rusia.
Foto: AP/Sergei Grits
Pesawat Airbus A330 yang digunakan untuk penerbangan internasional Aeroflot. Boeing dan Airbus menghentikan pasokan komponen kepada maskapai Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Boeing dan Airbus menghentikan pasokan komponen kepada maskapai Rusia. Hal tersebut membuat maskapai Rusia terisolasi dan analis memperkirakan maskapai Rusia akan memanfaatkan suku cadang pesawat yang masih diparkir atau mencari sumber alternatif untuk terus terbang.

Flagship Aeroflot dan maskapai lain saat ini tengah menghadapi tindakan keras Barat sebagai efek sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina. Amerika Serikat juga akan mengikuti Uni Eropa dan Kanada dalam melarang penerbangan Rusia. 

Baca Juga

“Dengan lessor Barat juga ingin mengambil alih jet yang dioperasikan oleh operator Rusia, sektor penerbangan Rusia sekarang berada pada pijakan yang mirip dengan Korea Utara dan Iran dan mirip dengan di mana ia berada di bawah kekuasaan Soviet,” kata analis Vertical Research Partners Rob Stallard dikutip dari Reuters, Kamis (3/3/2022). 

Rusia menyumbang enam persen dari kapasitas maskapai dunia pada 2021, menurut konsultan IBA. Maskapai Rusia memiliki total 332 Boeing dan 304 jet Airbus atau sekitar dua pertiga dari armada Rusia. 

Seberapa cepat maskapai Rusia kekurangan suku cadang akan tergantung pada berapa banyak barang penting yang dimiliki. Sementara pesawat harus tunduk pada pengawasan mulai dari pemeriksaan harian hingga perawatan berat setiap enam tahun.

Pesawat-pesawat milik maskapai Rusia dapat diterbangkan di dalam negeri karena memiliki persediaan suku cadang yang cukup. Meskipun begitu, analis memperkirakan maskapai penerbangan mungkin mengalami kesulitan untuk mendapatkan layanan jet di daerah-daerah yang yang masih menerima pesawat Rusia. 

Bahkan, mesikipun berada di negara lain yang bisa menyediakan suku cadang, maskapai Rusia menghadapi kesulitan pembayaran potensial. Khususnya setelah beberapa bank Rusia dilarang dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Sementara itu, lessor memiliki waktu hingga 28 Maret untuk mengakhiri kontrak di bawah sanksi UE. Meskipun begitu, eksekutif industri tersebut telah menyatakan keprihatinannya tentang bagaimana maskapai dan pengadilan Rusia akan mematuhinya.

Berdasarkan data Cirium, sekitar 515 pesawat di Rusia disewa dari perusahaan asing. Sejauh ini belum ada laporan maskapai Rusia telah melepas suku cadang dari jet sewaan tanpa persetujuan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement