Kamis 03 Mar 2022 12:14 WIB

AP II Manfaatkan Aset Lama untuk Tingkatkan Pendapatan

Pemanfaatan aset dapat dilakukan secara organik dan anorganik.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin. PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan untuk memanfaatkan aset lama untuk menghasilkan aset baru.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin. PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan untuk memanfaatkan aset lama untuk menghasilkan aset baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memastikan memanfaatkan aset lama untuk menghasilkan aset baru. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan serta mengakselerasi pemulihan bisnis di tengah pandemi Covid-19. 

"AP II melakukan pemanfaatan aset melalui tiga program yakni asset optimazation program, asset acceleration program, dan asset utilization program sebagai strategi mempercepat pemulihan bisnis di tengah pandemi," kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (3/3/2022). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, program asset optimization  untuk membuat aset eksisting yang sudah menghasilkan pendapatan bisa memiliki nilai tambah untuk meningkatkan pendapatan. Sementara asset acceleration untuk membuat aset yang tengah dibangun dapat menghasilkan pendapatan sebelum konstruksi 100 persen selesai.

Selanjutnya, asset utilization adalah aset eksisting idle yang akan dikembangkan. “Ini dilakukan untuk meraih pendapatan baru,” ujar Awaluddin. 

Awaluddin menuturkan, pemanfaatan aset dapat dilakukan secara organik dan anorganik. Dia menjelaskan, aset secara organik melibatkan lima anak usaha yaitu PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Kargo, PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Aviasi, dan PT Gapura Angkasa, serta perusahaan terafiliasi. 

Sementara itu, pemanfaatan aset secara anorganik dilakukan melalui kemitraan bisnis. Selain itu juga dengan kemitraan strategis dengan pihak eksternal atau corporate action.

Dia menambahkan, kemitraan bisnis dan kemitraan strategis yang dilakukan AP II selaku pengelola bandara harus mendatangkan lalu lintas penerbangan. Selain itu juga mendarangkan transfer knowledge dan pemenuhan kebutuhan pendanaan. 

Sementara, manfaat yang didatangkan dari kemitraan strategis antara lain adanya dividend cash, upfront payment dan revenue sharing. Begitu juga dengan serta pembangunan aset baru dengan pola BOT. 

“Kerja sama dengan eksternal dapat membuat AP II mereduksi modal kerja dan modal investasi dalam operasional dan pengembangan bandara, serta meningkatkan pendapatan,” jelas Awaluddin. 

Awaluddin memastikan, AP II telah menggandeng GMR Airport Consortium dalam melakukan kemitraan strategis untuk pengelolaan dan pengembangan Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatra Utara. 

Rencana selanjutnya yakni kemitraan strategis antara AP II dengan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai sovereign wealth fund asal Indonesia. “Kemitraan strategis AP II dan INA rencananya akan dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta dan juga kawasan Cargo Village Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Awaluddin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement