Kamis 03 Mar 2022 07:37 WIB

Berpelesir ke Desa Wisata Jadi Tren Baru

Indonesia mulai fokus mengembangkan potensi Desa Wisata di berbagai wilayah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Seorang wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Dulanga di Desa Wisata Religi Bubohu, Bongo, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Seorang wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Dulanga di Desa Wisata Religi Bubohu, Bongo, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata alternatif yang memberikan konsep wisata lebih bersahabat dengan alam dan masyarakat lokal, semakin menjadi tren bagi wisatawan di tengah pandemi. Guna mengakomodir tren tersebut, pemerintah tengah fokus mengembangkan potensi Desa Wisata di berbagai wilayah Indonesia

Salah satunya dengan mempromosikan keunikan dan kearifan lokal setempat. Agus Hartono Wijaya, Country Head OYO Hotels & Homes Indonesia mengatakan wisatawan saat ini mencari nilai tambah, termasuk kebersihan akomodasi, keamanan dan kenyamanan. Wisatawan saat ini termasuk generasi kustomer yang kritis. 

Baca Juga

Tren wisatawan hari ini juga mencari akomodasi yang menerapkan CHSE seperti yang selama ini digaungkan pemerintah. Desa Wisata menawarkan pengalaman unik, menarik dan nilai tambah dari keindahan alam maupun keluhuran budayanya.

“Homestay, roadtrip jadi pilihan masyarakat dalam berwisata. Tren mengarah ke mpada berwisata dengan preferensi alam dan masyarakat sekitar. Kita optimistis Desa Wisata menjadi alternatif wisata yang baik,” kata Agus dalam webinar, beberapa waktu lalu.

Wisatawan bisa menghabiskan waktu liburan secara domestik dan menjadi bagian dari  pemulihan sektor pariwisata. Desa Wisata di Cibodas, Kampung Cibeunying, Bandung Barat, termasuk yang banyak diminati wisatawan saat ini. Selain berwisata, wisatawan juga dapat mengikuti pelatihan pertanian

Menurut Agus, tentu budaya di masing-masing desa berbeda-beda. Wisatawan bisa memiliki pengalaman menarik bukan hanya untuk tidur di hotel lalu pulang melainkan mendapat banyak pengalaman yang tidak isa disapat seperti di perkotaan

“Kita harapkan ini jadi perbedaan dari kerjasama Oyo bersama Desa Wisata,” lanjut Agus.

Agus melihat perubahan parisiwata Indonesia sejak Agustus 2021. Ada peningkatan permintaan hunian ke arah yang positif.

“Ada peningkatan walaupun belum seperti 2019. Faktor staycation dan workcation umurnya usia lebih muda dan jumlah berwisata grup lebih kecil nggak sebesar dulu, paling 3-5 orang,” tambah Agus.

Agus optimistis terjadi pertumbuhan 50 persen walaupun masih dihadapkan pada kondisi penyebaran Civid-19 varian Omicron. Untuk memajukan Desa Wisata, Oyo berkomitmen melalui layanan teknologi. Manajemen hotel front office dapat melihat beberapa informasi penting dan pendapatan. Terdapat layanan libe chat komunikasi dengan tim Oto. Aplikasi memudahkan mitra Oyo memantau bisnis walaupun tidak ada di lokasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement