Rabu 02 Mar 2022 11:31 WIB

Buya Arrazy Hasyim: Kewajiban Mendoakan Para Pemimpin adalah Tuntunan Rasul

Dalam beberapa kitab sunah juga banyak disebutkan kewajiban mendoakan pemimpin

Pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah Ciputat, Tangerang Selatan, Ustaz Arrazy Hasyim mengungkapkan, mendoakan para pemimpin merupakan kewajiban yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.   Hal itu disampaikannya pada peringatan Isra
Foto: istimewa
Pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah Ciputat, Tangerang Selatan, Ustaz Arrazy Hasyim mengungkapkan, mendoakan para pemimpin merupakan kewajiban yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Hal itu disampaikannya pada peringatan Isra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah Ciputat, Tangerang Selatan, Ustaz Arrazy Hasyim mengungkapkan, mendoakan para pemimpin merupakan kewajiban yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 

Hal itu disampaikannya pada peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan Tahun 1443H/2022M. Acara yang mengusung tema 'Teguhkan Semangat Beragama dan Berbangsa' itu digelar secara daring dan luring dari Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Senin (28/2/2022) malam.

Baca Juga

Ustaz yang akrab disapa Buya Arrazy itu mengutip sebuah hadis yang artinya, "Sebaik-baik kamu adalah yang mendoakan pemimpinnya, mereka pun mendoakanmu. Seburuk-buruk kamu adalah yang melaknat pemimpin, dan mereka pun melaknatmu." (HR. Muslim).  

Dikatakan, dalam beberapa kitab sunah juga banyak disebutkan tentang kewajiban mendoakan para pemimpin, meskipun dikabarkan ia zalim atau tidak disukai, namun tetap wajib mendoakan agar kebaikan menyertainya.

Misalnya dalam kitab Imam Asy’ Sya’roni, Buya Arrazy menjelaskan tidak ada ulama-ulama ahli qolbu dan ahli makrifat bertarekat dengan mengingkari umara dan pemimpinnya, justru mereka mendoakan dari dalam hatinya demi kemaslahatan umat bukan emosi berpolitik semata.

“Mohon maaf jika boleh jujur, dahulu saya tidak memilih Presiden dan Wakilnya, justru saya memilih dan mencoblos yang saat ini menjadi menterinya. Ketika rivalnya mau menjadi menteri dan diajak bersatu membangun negeri. Saya merenung, apakah hatinya lebih bening daripada saya yang dianggap ustaz, ataukah hatinya lebih salamah, terbebas dari kebencian, dendam, iri dan dengki. Ternyata itu sesuai dengan yang diajarkan Nabi,” paparnya.

Menurutnya, hal itu juga sesuai dengan doa Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Ya Allah aku memohon kepada-Mu keselamatan dan terbebasnya dari kebencian, dendam, dan kekesalan dari dalam dada."

“Maka meskipun sulit, sesuai dengan kaidah tersebut marilah kita bersama-sama mendoakan para pemimpin, ulama, dan negeri ini. Semoga pemimpin negeri ini diberikan keselamatan dan kekuatan, terima kasih sudah merawat negeri ini,” ungkap Buya.

Tampak hadir dalam gelaran Isra' Mi'raj secara luring, Menag Yaqut Cholil Qoumas, para tokoh agama, serta jajaran pejabat Kemenag Pusat di Auditorium HM Rasjidi. Secara daring juga diikuti para duta besar negara sahabat, Menteri Kabinet Indonesia Maju, segenap keluarga besar PTKIN, Kanwil Kemenag se-Indonesia, perwakilan ormas Islam, dan undangan lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement