Rabu 02 Mar 2022 05:37 WIB

Anies Banggakan Indeks Kemacetan DKI Turun, PDIP: Dampak Pandemi

Gilbert mengatakan, pencapaian Ahok di transportasi lebih nyata ketimbang Anies.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ratna Puspita
Anggota Komis B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak.
Foto: Dok
Anggota Komis B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak mengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, yang membanggakan capaian penurunan kemacetan Jakarta. Menurut Gilbert, pemeringkatan kemacetan itu bukan karena kinerja Anies, tetapi karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan mobilitas sedikit berkurang.

“Indeks kemacetan menurun, karena dampak Covid-19,” kata Gilbert kepada Republika, Selasa (1/3).

Baca Juga

Gilbert mengatakan, sistem transportasi umum di DKI memang sedikit lebih baik dari program lain yang dilakukan oleh Pemprov DKI seperti Rumah DP nol rupiah dan pengentasan banjir. Namun, ia menambahkan, tidak ada kemajuan berarti pada pengembangan transportasi di Jakarta.

“Integrasi tiket juga belum jalan, baru sebatas konsep, dan Jaklingko juga sangat jauh dari target,” tuturnya. 

Dia menambahkan, pengadaan bus kecil di DKI sejauh ini baru tercapai 4,7 persen dari target 2.678, atau sekitar 126 bus. Karena itu, dia, menurunnya indeks kemacetan di DKI bukan karena adanya keberhasilan program Pemprov DKI, melainkan dampak pandemi.

“Program transportasi tidak jalan seperti janji kampanye,” katanya.

Gilbert pun membandingkan capaian Anies di bidang transportasi dengan capaian gubernur DKI terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia mengatakan, pencapaian Anies tidak sebanding dengan pencapaian Ahok yang lebih maksimal dan nyata.

“Anies tidak mampu menunjukkan target yang nyata. Integrasi tiket belum jalan, Jaklingko hanya 4,7 persen sudah menjelang selesai (masa jabatan). Artinya, dia membandingkan penurunan indeks karena Covid-19,” jelas dia.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, memandang, sejak masa transisi Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta pada 2017, posisi kemacetan Jakarta sesuai Tomtom Traffic Index turun pesat. Menurutnya, dari peringkat empat seluruh dunia pada 2017, Jakarta kini ada di peringkat 46.

“Bayangkan, dari peringkat empat, dalam waktu lima tahun kita turun dari posisi keempat kota termacet di dunia. Sekarang kita posisi 46 di dunia,” kata Anies dalam acara Jakarta E-Mobility Event yang disiarkan daring.

Anies memerinci, dalam waktu setahun, transformasi perubahan lalulintas membuat Jakarta turun dari peringkat ke empat menjadi ke-7. Setahun kemudian, turun lagi ke peringkat 10, hingga akhirnya pada 2019 dan 2020 turun pesat ke peringkat 31.

“Ini bukan hanya karena pekerjaan kami di pemerintahan tapi juga karena adanya keinginan para warga untuk berubah atau mengubah rutinitas harian ke dalam pendekatan yang lebih sustainable,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement