Selasa 01 Mar 2022 23:42 WIB

Kemendikbudristek: Pemakaian Sejumlah Bahasa Daerah di Sumsel Menurun

Pemerintah menggulirkan program revitalisasi bahasa daerah

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Bahasa Daerah. Pemerintah menggulirkan program revitalisasi bahasa daerah
Foto: Antara
Ilustrasi Bahasa Daerah. Pemerintah menggulirkan program revitalisasi bahasa daerah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadikan program Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai salah satu program unggulan dalam kerja sama dengan lima perguruan tinggi di Sumatra Selatan. 

Merujuk data Kemendikbudristek, ada sejumlah bahasa daerah di Sumatra Selatan yang tingkat pemakaiannya mulai menurun. 

Baca Juga

"Di Sumatra Selatan ini banyak sekali bahasa daerah, dan beberapa di antaranya mulai menurun tingkat pemakaiannya,” ujar Kepala Badan Bahasa Kemendikbudristek, E Aminudin Aziz, Selasa (1/3/2022).

Dia mengatakan, karena itu dengan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing, pihaknya memiliki Balai Bahasa Sumatra Selatan. “Bapak dan Ibu memiliki sumber daya mahasiswa dan dosen. Mari kita kerjakan (revitalisasi bahasa daerah) ini bersama-sama," ujar dia.  

Dalam rangka pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, Kemendikbudristek melalui Badan Bahasanya menjalin kerja sama dengan lima perguruan tinggi di Sumatra Selatan. 

Aminudin mengatakan, selain Revitalisasi Bahasa Daerah, terdapat dua program unggulan Badan Bahasa lain yang dapat dikerjakan bersama dengan perguruan tinggi mitra. 

Dia menjelaskan, program unggulan kedua adalah Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI). UKBI merupakan tes untuk mengukur kemahiran berbahasa para penutur bahasa Indonesia yang desain ujinya disesuaikan dengan estimasi kemampuan peserta uji, mulai dari kemahiran yang terendah hingga kemahiran yang tertinggi. Sekarang, kata Aminudin, UKBI Adaptif dapat dilakukan secara daring. 

"Saya bisa jamin UKBI ini sudah sekelas TOEFL, sudah sekelas IELTS. Ini terakhir dikembangkan setahun lalu. Saya ajak lima perguruan tinggi di sini untuk menggunakan UKBI secara lebih luas lagi," tutur Aminudin. 

Selanjutnya, dalam rangka internasionalisasi bahasa Indonesia, Badan Bahasa terus mengembangkan dan memperkuat program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). 

Menurut dia, saat ini tersebar 83.000 pengajar BIPA di 43 negara yang bertugas menjadi pengajar bahasa Indonesia bagi warga negara asing yang berminat. 

"Apabila ada mahasiswa, dosen, atau lulusan dari lima perguruan tinggi ini yang merasa kompeten untuk menjadi bagian dari program BIPA, beritahu kami. Setiap tahun, secara rutin kami mengirimkan guru bahasa Indonesia ke luar negeri. Di masa pandemi ini kami melaksanakannya secara daring," tutur dia. 

Adapun lima perguruan tinggi di Sumatra Selatan yang menjadi mitra Badan Bahasa, yakni Universitas Baturaja, Universitas PGRI Palembang, Universitas Tridinanti, Universitas Bina Darma, dan Universitas Nurul Huda. Ruang lingkup kerja sama ini meliputi sejumlah hal, yakni pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, penyelenggaraan program merdeka belajar Kampus Merdeka, dan pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. 

Berikutnya, yakni penyelenggaraan UKBI, pengembangan BIPA, peningkatan kualitas sumber daya manusia/penyediaan tenaga ahli pada kegiatan seminar, lokakarya, atau Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT), dan pelaksanaan publikasi ilmiah. 

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Tridinanti, Manisah, mengungkapkan upaya strategis kerja sama antara kampusnya dengan Badan Bahasa. "Ujungnya adalah untuk mahasiswa. Kompetensi mahasiswa kita," katanya. 

Sementara itu, Rektor Universitas PGRI Palembang Bukman Lian menyampaikan kerja sama yang dilakukan memberikan kemudahan-kemudahan dalam peningkatan kompetensi Dosen maupun Mahasiswanya. "Jadi, kita saling mengisi dalam kebahasaan," ujar dia.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement