Selasa 01 Mar 2022 20:47 WIB

Kapan Waktu Paling Tepat Berhubungan Intim Setelah Melahirkan?

Berhubungan intim dinilai belum cukup aman dilakukan setelah melahirkan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Berhubungan intim dinilai belum cukup aman dilakukan setelah melahirkan.
Foto: www.rawpixel.com
Berhubungan intim dinilai belum cukup aman dilakukan setelah melahirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda baru saja melahirkan, hubungan seksual mungkin tidak termasuk pada jadwal Anda dalam waktu dekat. Hal ini sangat wajar mengingat tubuh perlu waktu untuk pulih. Namun jika Anda berpikir untuk kembali melakukan keintiman seksual dengan pasangan, Anda mungkin bertanya-tanya tentang hubungan seks apa yang aman, apa yang diekspektasikan, dan bagaimana kalian berdamai dengan keadaan.

Sebelum berbicara lebih jauh, Anda perlu memahami berapa lama masa tunggu untuk berhubungan seksual pascamelahirkan. Menurut Mayo Clinic, tidak ada masa tunggu yang diperlukan untuk bisa berhubungan seks lagi. Meski memang, sebagian besar dokter menyarankan untuk menunda selama setidaknya empat hingga enam minggu, karena tubuh masih belum pulih pascamelahirkan.

Baca Juga

“Terlepas dari proses persalinan apa yang dilakukan, Anda akan disarankan untuk melakukan pelvic rest yang mengindikasikan untuk menghindari aktivitas seksual. Ini bukan hanya agar tubuh sembuh, tapi juga mengurangi risiko komplikasi pascamelahirkan,” kata dokter obgyn, Sherry Ross, seperti dilansir dari laman Health, Selasa (1/3/2022).

Tetapi empat hingga enam minggu hanyalah aturan praktis. Pada praktiknya, seperti dikatakan terapis kesehatan panggul, Amy Hill Fife, ada yang harus menunggu 12 minggu atau lebih hingga jaringan vulvoginal sembuh. Skala waktu sangat tergantung pada bagaimana tingkat kerusakan jaringan.

"Jika persalinan tidak rumit dengan robekan vagina minim, tanpa episiotomi, dan persalinan tahap 2 (fase mendorong) sekitar dua jam, maka enam hingga delapan minggu mungkin merupakan waktu yang tepat," kata Fife.

Selain penyembuhan jaringan vagina, pertimbangan penting tentang kapan berhubungan seks setelah melahirkan adalah seberapa lelah kondisi tubuh dan seberapa tinggi keinginan untuk berhubungan seksual.

"Banyak wanita yang menyusui mengalami nyeri, puting berdarah, mastitis, atau jaringan payudara tidak nyaman. Tidak satupun dari kondisi ini yang memicu keinginan untuk berhubungan seksual,” jelas Fife.

Namun jika ingin menjaga keintiman seksual, Anda bisa berpelukan, berciuman, membelai, atau mungkin seks oral jika Anda merasa siap dan nyaman melakukannya. Berbicara lebih jauh soal kepuasan, tingkat kepuasan melakukan hubungan seksual setelah melahirkan mungkin akan berkurang. Rasa sakit dan tidak nyaman kemungkinan besar menghantui Anda.

Untuk mengurangi ketidaknyamanan saat berhubungan seks, Mayo Clinic menyarankan untuk mengambil langkah-langkah termasuk mengosongkan kandung kemih, mandi air hangat, atau minum obat pereda nyeri yang dijual bebas. Anda juga bisa mencoba menggunakan pelumas, yang dapat membantu mengatasi kekeringan pada vagina. Atau mungkin lakukan experiment selain seks vaginal, seperti pijat, seks oral atau masturbasi bersama.

Rasa sakit dan ketidaknyamanan mungkin bukan satu-satunya perubahan fisik yang dirasakan. Kehamilan dan persalinan bisa meregangkan atau melukai otot-otot dasar panggul --sekelompok otot yang berada di bagian bawah tubuh dan menopang rahim, kandung kemih, usus kecil, serta rektum. Otot-otot ini juga berperan penting dalam rangsangan dan orgasme pada wanita. Itu berarti hilangnya kekuatan otot panggul yang dialami setelah melahirkan dapat menyebabkan kurangnya kepuasan seksual.

Untuk membentuk otot dasar panggul, Anda dapat melakukan senam Kegel beberapa kali sehari selama beberapa minggu. Sebuah penelitian kecil di antara wanita di Iran menunjukkan bahwa ibu yang melakukan senam Kegel selama delapan minggu setelah melahirkan telah mengalami peningkatkan efikasi seksual.

Perubahan pada otot dasar panggul bukan satu-satunya alasan mengapa seks mungkin terasa kurang memuaskan setelah melahirkan. Sebuah tinjauan tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Sexual Medicine menemukan bahwa meskipun proses persalinan maupun episiotomi tidak memiliki efek signifikan pada fungsi seksual pascapersalinan, laktasi dan trauma perineum mungkin terdampak. Secara emosional, ibu baru mungkin merasa benar-benar kewalahan dan kelelahan, artinya seks tidak termasuk dalam daftar prioritas mereka. 

“Sekitar 80% wanita mengalami baby blues postpartum selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan, termasuk perubahan suasana hati, lekas marah, kecemasan, dan perasaan tidak mampu," kata Dr Ross.

Itulah mengapa bagi sebagian wanita, ia memilih menunda aktivitas seksual. Untuk menjaga hubungan emosional yang intim dalam masa penantian itu, Mayo Clinic menyarankan untuk menghabiskan waktu bersama tanpa bayi dan mencari cara lain untuk mengekspresikan kasih sayang.

Akhirnya, jika Anda sudah merasa nyaman untuk berhubungan seksual, jangan lupa gunakan kontrasepsi. Karena, mungkin saja Anda hamil kembali. American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan untuk menunggu setidaknya 18 bulan di antara kehamilan sebelum memiliki bayi lagi, sehingga menggunakan metode kontrasepsi yang andal adalah kuncinya.

"Ada banyak pilihan pengendalian kelahiran yang harus dieksplorasi oleh penyedia layanan kesehatan Anda, sebelum melanjutkan hubungan seks dengan pasangan," kata Dr Ross.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement