Senin 28 Feb 2022 10:00 WIB

Ukraina, Rusia, Perang, dan Sepak Bola

Sejumlah insan si kulit bundar mengirimkan pesan perdamaian lewat aksi beragam.

Pemain Manchester City Oleksandr Zinchenko (kiri) dan pemain Everton Vitaly Mykolenko (kanan) berpelukan jelang laga kedua tim, Sabtu (26/2/2022). Kedua pemain adalah warga Ukraina yang saat ini negaranya sedang diinvasi Rusia.
Foto: Dok. IG Vitaly Mykolenko
Pemain Manchester City Oleksandr Zinchenko (kiri) dan pemain Everton Vitaly Mykolenko (kanan) berpelukan jelang laga kedua tim, Sabtu (26/2/2022). Kedua pemain adalah warga Ukraina yang saat ini negaranya sedang diinvasi Rusia.

Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Rusia melakukan aksi militer dengan memasuki wilayah Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia berdalih membela Donetsk dan Luhansk yang sudah memerdekakan diri dari Ukraina. Sejak hari itu, perang pun terjadi.

Setiap peperangan sudah pasti berdampak dan mempengaruhi kedua belah pihak. Tak terkecuali dampak pada dunia olahraga, termasuk sepak bola.

Baca Juga

Tanpa mengecualikan penyebab perang, dampak perang justru lebih banyak terasa. Perang menyeret para aktor pun seniman lapangan hijau sepak bola untuk bersuara. Sejumlah insan si kulit bundar mengirimkan pesan perdamaian lewat aksi beragam. Organisasi sepak bola pun turut bertindak.

Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) memberikan sanksi tegas bagi Rusia dalam setiap laga yang dimainkan. FIFA menyatakan pertandingan internasional tidak akan dimainkan di Rusia.

Selain itu, bendera serta lagu kebangsaan Rusia juga dilarang dari setiap pertandingan sepak bola. Tim nasional Rusia pun tidak akan berkompetisi menyandang nama Rusia tapi Uni Sepak Bola Rusia (RFU) sebagai gantinya.

Tak hanya itu, setiap pertandingan kandang Rusia akan digelar tanpa penonton di wilayah netral sebagai bagian sanksi yang dijatuhkan FIFA menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

FIFA menyebut kekerasan tidak pernah menjadi solusi. FIFA mengungkapkan solidaritas terdalamnya kepada semua orang yang terkena dampak dari apa yang terjadi di Ukraina.

Badan sepak bola dunia itu juga mendesak segera terciptanya perdamaian dan dialog konstruktif sembari tetap berkomunikasi dengan asosiasi sepakbola Ukraina dan komunitas di negeri itu yang telah meminta dukungan untuk meninggalkan wilayahnya selama konflik berlangsung. FIFA akan melanjutkan dialog dengan IOC, UEFA, dan organisasi olahraga lainnya untuk menentukan tindakan atau sanksi tambahan.

Termasuk kemungkinan pengecualian dari kompetisi, yang akan diterapkan dalam waktu dekat jika situasi membaik dengan cepat. Akan tetapi FIFA belum menjatuhkan larangan bermain di Kualifikasi Piala Dunia bagi Rusia dan saat ini masih berdialog dengan sejumlah asosiasi sepakbola seperti dari Polandia, Ceko, serta Swedia, yang telah menolak bermain bersama Rusia.

Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA) juga bertindak dan memutuskan final Liga Champions 2021/2022 yang semula akan digelar di Rusia resmi dipindah ke Paris karena dampak perang tersebut. Semula, UEFA menetapkan Stadion Krestovsky di Saint Petersburg, Rusia, sebagai venue final Liga Champions. Namun, lokasi partai puncak turnamen antarklub Eropa itu dipindah ke Stade de France, Paris, Prancis, pada 28 Mei 2022.

Baca juga : WNI di Ukraina Mengungsi ke KBRI karena Serangan Rusia

Sementara, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, telah menandatangani dekrit pemberlakuan darurat militer di negara tersebut. Hal ini langsung berdampak kepada kompetisi sepak bola domestik, yaitu Liga Ukraina, yang harus ditangguhkan. Tim-tim elite seperti Dynamo Kiev dan Shakhtar Donetsk juga disebut tidak akan bisa bermain sampai minimal 30 hari ke depan.

Mykolenko, pemain Ukraina yang baru direkrut Everton di bursa transfer Januari 2022 lalu, membuat sebuah unggahan di Instagram. Pemain asal Cherkasy, Ukraina, ini mengeklaim bahwa invasi Rusia telah membuat warga sipil terbunuh dan orang tuanya pun kini terkepung.

Vitinhho, pemain asal Brasil yang merumput bersama klub Ukraina, Dynamo Kiev, kini mengungsi bersama keluarganya ke sebuah basement hotel untuk menghindari serangan udara. Bek Sahkhtar Donestk, Marlon Santos, sempat merilis video ke media sosial ketika Vitinhho mengungsi di hotel bersama keluarganya. Marlon Santos sampai meminta Pemerintah Brasil untuk turun tangan mengevakuasi warganya di Ukraina.

Ruslan Malinovskyi juga sempat diragukan bisa bermain di laga melawan Olympiakos di Liga Europa, Jumat, 25 Februari 2022. Bukan soal cedera atau masalah lain, tetapi kondisi mental. Saat ini, keluarga Malinovskyi masih berada di Ukraina dan dalam ancaman perang. Di laga itu Malinovskyi merayakan golnya dengan cukup emosional. Dia menunjukkan pesan di kaos yang dikenakannya dengan tulisan, "No War In Ukraine".

Baca juga : Tidak Semua Pejuang Chechnya Mendukung Rusia, Ini Penjelasan Pakar

Dampak lainnya juga dirasakan bos Chelsea asal Rusia, Roman Abramovic, yang kini mendapat larangan tinggal di Inggris. Sementara klub Jerman, Schalke 04, telah menghilangkan nama perusahaan asal Rusia, Gazprom, yang menjadi sponsor di jerseynya. Klub raksasa Inggris Manchester United pun mengikuti dengan melarang penggunaan sponsor asal Rusia, maskapai penerbangan Rusia Aeroflot.

photo
Mantan penyerang AC Milan dan Chelsea asal Ukraina, Andriy Shevchenko,  (Tano Pecoraro/LaPresse via AP).

 

Legenda hidup dan mantan pelatih timnas Ukraina, Andriy Shevchenko, turut mengungkapkan pernyataannya tentang agresi militer Rusia. Ia menegaskan, tanah airnya selalu terbuka untuk berdialog secara langsung demi mencari solusi bahkan titik terang dari masalah yang paling kompleks sekalipun.

Mantan mesin gol milik AC Milan ini menilai Ukraina merupakan negara yang menginginkan perdamaian dan integritas teritorial. Ia pun meminta segenap para petinggi dunia untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini.

Setali tiga uang dengan Shevchenko, para penggawa timnas Ukraina seperti Oleksandr Zinchenko, Ruslan Malinvoskyi, pun Roman Yaremchuk turut mengambil tindakan. Nama pertama, Zinchenko, bahkan turun ke jalan untuk menolak peperangan tersebut. Pemain yang memperkuat Manchester City ikut aksi damai yang berlangsung di lapangan ST Peter's Square untuk memprotes tindakan Rusia.

Semiotika lain yang diperlihatkan pesepak bola dunia datang dari eks playmaker timnas Jerman dan Arsenal, Mesut Oezil. Sang pemain mengunggah gambar seorang tentara yang mendapatkan kartu merah dari anak kecil dengan kostum Oezil. Pemain berusia 33 tahun itu memang terkenal vokal dalam beberapa isu sosial secara jelas meminta agar perang dihentikan.

Bintang sepak bola dunia asal Portugal, Cristiano Ronaldo, tak tinggal diam dan menyatakan tidak setuju dengan invasi militer Rusia ke Ukraina. Hal itu ia sampaikan melalui unggahan di Instagram storiesnya. "Kita perlu menciptakan dunia yang lebih baik untuk anak-anak kita. Berdoa untuk perdamaian di dunia kita," tulis CR7, julukan Ronaldo di akun Instagram, Sabtu, 26 Februari 2022.

Baca juga : Citra Satelit Tunjukkan Konvoi Pasukan Besar-Besaran Rusia

Hingga kini FIFA juga mendesak segera terciptanya perdamaian dan dialog konstruktif sembari tetap berkomunikasi dengan asosiasi sepak bola Ukraina dan komunitas di negeri itu yang telah meminta dukungan sejumlah pihak agar Rusia meninggalkan wilayahnya.

FIFA akan melanjutkan dialog dengan Komite Olimpiade Dunia (IOC), UEFA, dan organisasi olahraga lainnya untuk menentukan tindakan atau sanksi tambahan. Termasuk kemungkinan pengecualian dari kompetisi bagi Rusia yang akan diterapkan dalam waktu dekat jika situasi tak juga membaik dengan cepat.

Napak tilas jauh ke belakang dalam narasi dari perspektif sepak bola dunia. Rusia dan Ukraina pernah sedekat nadi, sehangat keluarga, sebelum keduanya seakan sejauh matahari.

Kedua negara pernah bersatu dan jatuh cinta dengan pahlawan lapangan hijau, Valeriy Lobanovskyi, sosok juru taktik jempolan medio 1960 hingga 1980-an akhir. Lobanovskyi memenangkan hati penggemar sepak bola Ukraina, khususnya pendukung Dynamo Kiev. Pun, membawa Uni Soviet, nama Rusia saat itu, lolos ke final Euro 1988.

Semoga, sepak bola yang kini juga terdampak invasi Rusia ke Ukraina, kembali dapat mendamaikan dan menyatukan semua pihak yang bertikai. Apalagi, apapun alasannya, dalam sejarah dunia, perang tidak akan pernah menjadi solusi terbaik dalam menuntaskan segala permasalahan.

Baca juga  : Presiden Ukraina Tolak Berunding dengan Rusia di Belarusia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement