Ahad 27 Feb 2022 06:36 WIB

Sektor Otomotif Ikut Kena Imbas Invasi Rusia

Beberapa perusahaan mengalihkan basis produksi manufaktur imbas serangan Rusia.

 Para pekerja merakit mobil Volkswagen Kombi di pabrik VW. ilustrasi
Para pekerja merakit mobil Volkswagen Kombi di pabrik VW. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya berdampak terhadap kemanusiaan dan politik dunia. Invasi dunia juga berdampak pada sektor otomotif. Beberapa perusahaan, termasuk pembuat mobil Volkswagen dan Renault serta pembuat ban Nokian Tyres, menguraikan rencana untuk menutup atau mengalihkan operasi manufaktur menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Akibat invasi Rusia,  Amerika Serikat mengumumkan pembatasan ekspor besar-besaran terhadap Rusia. Keputusan ini berdampak terhadap tertutupnya akses ekspor barang global mulai dari elektronik komersial dan komputer hingga semikonduktor dan suku cadang pesawat. Hal itu bisa membuat perusahaan mengubah rencana manufaktur atau mencari jalur pasokan alternatif. 

Baca Juga

Perusahaan Volkswagen yang berbasis di Jerman mengatakan akan menghentikan produksi selama beberapa hari di dua pabrik Jerman setelah penundaan dalam mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina. Renault Prancis mengatakan akan menangguhkan beberapa operasi di pabrik perakitan mobilnya di Rusia minggu depan karena kemacetan logistik yang disebabkan oleh kekurangan suku cadang.

Konsultan industri otomotif J.D. Power dan LMC Automotive mengatakan analis memangkas perkiraan mereka untuk penjualan kendaraan ringan global sebesar 400.000 unit menjadi 85,8 juta unit. Pemangkasan ini juga dipengaruho kenaikan harga minyak dan aluminium yang dapat membuat pembeli enggan membeli mobil dan truk baru.

"Pasokan dan harga kendaraan di seluruh dunia akan berada di bawah tekanan tambahan berdasarkan tingkat keparahan dan durasi konflik di Ukraina", kata Jeff Schuster, Presiden Operasi Amerika.

Serangan Rusia di Ukraina menyebabkan harga minyak melonjak menjadi lebih dari 100 dollar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014. Di sisi lain, industri otomotif masih bergulat dengan kekurangan chip global yang memaksa mereka untuk mengurangi produksi, meskipun harga mobil yang tinggi telah mengimbangi dampak itu sampai batas tertentu.

Konflik Rusia dan Ukraina dapat meningkatkan harga minyak yang akan menambah tekanan inflasi pada konsumen Eropa dan Amerika, kata analis Wells Fargo Colin Langan dalam sebuah catatan penelitian. 

Produsen mobil Rusia Avtovaz, yang dikendalikan oleh Renault, juga mengatakan akan menangguhkan beberapa jalur perakitan di sebuah pabrik di Rusia tengah selama satu hari, pada Senin (28/2/2022), karena kekurangan komponen elektronik global yang terus-menerus. Avtovaz juga tidak menyebutkan invasi dalam pernyataannya.

Sementara itu, produsen ban Finlandia, Nokian, mengatakan pihaknya mengalihkan produksi beberapa lini produk utama dari Rusia ke Finlandia dan Amerika Serikat untuk mempersiapkan kemungkinan sanksi lebih lanjut setelah invasi.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement