Sabtu 26 Feb 2022 13:24 WIB

Invasi Rusia Tekan Pertumbuhan Penjualan Mobil

Invasi Rusia ke Ukraina mengganggu pemulihan penjualan mobil global

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Aktivitas pabrik di Ford Motor Co. Invasi Rusia ke Ukraina mengganggu pemulihan penjualan mobil global. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Carlos Osorio
Aktivitas pabrik di Ford Motor Co. Invasi Rusia ke Ukraina mengganggu pemulihan penjualan mobil global. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Invasi Rusia ke Ukraina menghadirkan "risiko substansial" untuk pemulihan penjualan kendaraan ringan global tahun ini. Demikian kata konsultan industri otomotif J.D. Power dan LMC Automotive.

Dikutip dari Reuters pada Sabtu (26/2/2022), para konsultan memangkas perkiraan mereka untuk penjualan kendaraan ringan global sebesar 400 ribu unit menjadi 85,8 juta unit. Selain itu, kenaikan harga minyak dan aluminium juga dapat membuat pembeli enggan membeli mobil dan truk baru. "Pasokan dan harga kendaraan di seluruh dunia akan berada di bawah tekanan tambahan berdasarkan tingkat keparahan dan durasi konflik di Ukraina," kata Jeff Schuster, Presiden Operasi Amerika dan perkiraan kendaraan global di LMC Automotive.

Baca Juga

Serangan Rusia di Ukraina menyebabkan harga minyak melonjak menjadi lebih dari 100 dollar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014, dengan Brent menyentuh 105 dollar AS. Industri otomotif masih bergulat dengan kekurangan chip global yang memaksa mereka untuk mengurangi produksi, meskipun harga mobil yang tinggi telah mengimbangi dampak itu sampai batas tertentu.

Penjualan ritel kendaraan baru AS bulan Februari diperkirakan turun 5,7 persen menjadi 922.100 unit, meskipun harga transaksi rata-rata ditetapkan untuk mencapai rekor bulanan 44,460 dollar AS, melonjak 18,5 persen. "Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, bersama dengan pengumuman penghentian produksi jangka pendek oleh beberapa produsen, berarti bahwa situasi persediaan agregat tidak mungkin berubah pada bulan Maret," kata Presiden Divisi Data dan Analitik J.D. Power Thomas King.

Namun, volume penjualan kendaraan ringan global diperkirakan akan meningkat lima persen pada tahun 2022, menurut laporan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement