Jumat 25 Feb 2022 16:57 WIB

Waspada 10 Penyakit yang Mengintai Anak di Musim Hujan

Ada beberapa penularan penyakit yang disebabkan oleh hujan dan banjir.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Bermain saat hujan juga tidak dianjurkan karena efek buruk dari hujan terutama apabila terjadi banjir tidak hanya menyebabkan bencana alam namun juga turut menjadi media penyebaran berbagai penyakit.
Foto: PxHere
Bermain saat hujan juga tidak dianjurkan karena efek buruk dari hujan terutama apabila terjadi banjir tidak hanya menyebabkan bencana alam namun juga turut menjadi media penyebaran berbagai penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan seringkali menjadi saat bermain yang menggoda bagi anak-anak. Namun, dalam banyak situasi, bermain saat hujan juga tidak dianjurkan karena efek buruk dari hujan terutama apabila terjadi banjir tidak hanya menyebabkan bencana alam namun juga turut menjadi media penyebaran berbagai penyakit.

Banjir memiliki dampak jangka menengah hingga jangka panjang pada kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan penularan penyakit melalui air dan vektor (water and vector borne disease). Dokter Spesialis Anak Sub Spesialisasi Penyakit Infeksi Tropik dan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc (TropPaed), mengatakan ada beberapa mode penularan yang disebabkan oleh hujan dan baniir. Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi dan higienitas lingkungan tempat tinggal yang bisa memburuk akibat hujan atau banjir.

Baca Juga

"Pertama adalah Dengue. Genangan air dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan berpotensi meningkatkan paparan infeksi dengue. Infeksi virus dengue adalah salah satu penyakit umum yang menyerang anak-anak dan orang dewasa di musim hujan. Itu terjadi di daerah tropis," kata Nina di Jakarta, Jumat (25/2/2022).

Gejala demam berdarah termasuk ruam, demam tinggi, dan lainnya. Untuk antisipasi bisa dilakukan dengan menerapkan 3M plus memberantas sarang nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Penyakit kedua adalah infeksi jamur lantaran kulit menjadi lembab dan basah sepanjang waktu, kemungkinan terjadinya infeksi jamur cukup tinggi. Kulit harus tetap kering sepanjang waktu.

 

"Minta anak-anak Anda untuk mengeringkan diri setelah pulang. Jamur sering berkembang biak ketika kulit lembab dan tidak terkena udara," ujarnya.

Ketiga adalah penyakit leptospirosis. Penyakit ini ditularkan melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan tanah, lumpur, ataupun air yang terkontaminasi dengan urin hewan pengerat yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bahkan jika anak mengalami luka kecil di kakinya.

Anak harus berhati-hati agar tidak masuk ke air yang terkontaminasi," ucapnya.

Penyakit selanjutnya adalah infeksi saluran cerna yang disebabkan karena sistem pembuangan limbah yang buruk, kebersihan yang tidak terjaga, kepadatan penduduk, dan konsumsi air yang tidak sehat saat banjir. Untuk menghindari infeksi dari makanan dan air yang terkontaminasi, minta anak-anak untuk minum yang bersih dan matang, serta makan makanan yang sehat.

Selanjutnya, adalah influenza. Infeksi yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan kepala, sakit menelan, lesu, dan dapat disertai gejala infeksi saluran napas.

"Sulit membedakannya dengan gejala COVID-19. Untuk itu, perlu pemeriksaan swab SARS-CoV-2," tuturnya.

Keenam adalah konjungtivitis. Infeksi pada mata yang ditandai dengan nyeri, mata merah, tidak kuat cahaya, berair, bisa disertai adanya kotoran dan lengket.

"Infeksi ini mudah menular, sehingga jauhkan yang sakit, jangan berbagi handuk dan barang lainnya, dan sering mencuci tangan, agar menekan penularanPenyakit tipus atau demam tifoid," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement