Jumat 25 Feb 2022 14:00 WIB

Book Aid International Bantu Irak Benahi Perpustakaan yang Dihancurkan ISIS

Perpustakaan Universitas Mosul telah resmi dibuka kembali.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ruang baca perpustakaan kampus Universitas Mosul Iraq yang hancur akibat konflik berkepanjangan
Foto: Ahmed Jadallah/Reuters
Ruang baca perpustakaan kampus Universitas Mosul Iraq yang hancur akibat konflik berkepanjangan

REPUBLIKA.CO.ID,  BAGHDAD -- Perpustakaan Universitas Mosul telah resmi dibuka kembali. Sebanyak 20.099 buku baru disumbangkan oleh lembaga amal Inggris, Book Aid International.

Pada 2014 lalu, Universitas Mosul di Irak hancur karena dibom oleh ISIS. Atas aksi ini, ribuan buku dan manuskrip langka dihancurkan.

Baca Juga

Universitas adalah salah satu target pertama ISIS, karena dinilai mewakili pusat pembelajaran dan pemikiran bebas. Kuasa mereka atas bangunan itu tidak terpisahkan hingga 2017.

Dilansir di Civil Society, Jumat (25/2), ketika perpustakaan ini dihancurkan, rekan junior di Universitas Brandeis, David Patel, mengatakan, "Kehidupan pendidikan terhenti di Mosul, dan kita akan lihat kapan itu dimulai kembali".Upaya untuk memperbaiki perpustakaan ini memakan waktu delapan tahun. Perpustakaan dihidupkan kembali ke masa kejayaannya dengan bantuan Book Aid International, yang telah menyumbangkan lebih dari 20.000 ke perpustakaan Universitas Mosul sejak 2018.

Program Pembangunan PBB membuka kembali perpustakaan yang telah diperbaharui minggu lalu. Book Aid International diketahui beroperasi di 23 negara inti di seluruh Afrika, Timur Tengah dan Eropa.

“Di dunia, ada beberapa tempat yang mengalami serangan lebih langsung atas pembelajaran daripada Mosul, dan kami sangat bangga telah memainkan peran kecil dalam memulihkan koleksi buku yang hancur di Perpustakaan Universitas Mosul," kata Chief Executive Book Aid International, Alison Tweed.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement