Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adeummunasywah Adeummunasywah

Hijab Merupakan Identitas Muslimah

Info Terkini | Friday, 25 Feb 2022, 00:36 WIB

Hijab merupakan identitas muslimah

Oleh : Heni nuraeniBaru-baru ini viral di media sosial dan dunia pemberitaan, sikap pemerintah India yang melarang Muslimah berhijab jika berangkat sekolah. Bahkan, dalam video-video yang bertebaran di medsos, ditunjukkan bagaimana seorang Muslimah, melepas hijabnya di depan pintu gerbang sekolah. Hal tersebut menuai kritik keras dari dunia Islam. Banyak warganet yang mempertanyakan hak asasi manusia di sana.

Bagaimana bisa seorang Muslimah yang diwajibkan menutup aurat dengan hijabnya, dipaksa untuk melepas hijabnya demi mendapatkan pendidikan di sana? Sungguh ini ironi dan ini bentuk ketidakadilan dalam pendidikan.

Sebagaimana yang dilansir Republika.co.id (16/2/2022), otoritas menutup kampus-kampus di Karnataka di India selatan pekan lalu setelah kebijakan baru tentang seragam melarang pelajar perempuan memakai hijab di dalam kelas. Larangan itu berujung pada aksi protes dari mahasiswi Muslim yang kemudian mendapat protes balasan dari mahasiswa Hindu.

Ada yang perlu dicermati pada kasus pelarangan hijab di India. Pertama, kaum Muslim mengkritik larangan hijab sebagai cara lain untuk menyingkirkan komunitas yang berjumlah sekitar 13 persen dari 1,35 miliar juta penduduk India yang mayoritas beragama Hindu. Di Uttar Pradesh, wilayah utara yang berbatasan dengan New Delhi, puluhan pemuda mendatangi kampus Dharma Samaj di distrik Aligarh pada Senin (14/2/2022).

Kedua, saat ini pakaian keagamaan tidak diperkenankan di dalam kelas, namun dapat dipakai di tempat lain di lingkungan kampus. "Dua tahun yang lalu isu serupa (tentang hijab) muncul dan isu tersebut mencuat lagi. Kami tidak mengizinkan jenis seragam keagamaan apa pun dan kami memiliki aturan seragam sipil semua orang," kata Bharadwaj kepada Reuters via telepon, Selasa (15/2/2022).

""Tersedia ruang ganti untuk anak perempuan dan mereka dapat menyalin pakaiannya sebelum masuk kelas," katanya. "Kami sedang menyelidik isu tersebut."

Ketiga, perdebatan antara Hindu-Muslim kerap dimanfaatkan untuk keuntungan politik di negara bagian tersebut. Isu hijab sudah sampai ke meja pengadilan di Karnataka dan persidangan tentang apakah hijab akan diizinkan di dalam kelas atau tidak akan dilanjutkan pada Selasa. Uttar Pradesh, yang diperkirakan memiliki penduduk sebanyak Brazil, diperintah oleh seorang biksu Hindu dari partai pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Melihat fakta di atas sebenarnya ada beberapa hal yang terjadi di India. Pertama, adalah bentuk intoleransi nyata kepada umat Islam. Sekalipun umat Islam di sana menjadi kaum minoritas, seyogyanya tidak pantas sebuah negara melarang rakyatnya untuk berhijab.

Kedua, pemerintah India mengidap Islamofobia akut. Ketakutan tak berdasar telah membuat mereka berlaku tidak adil kepada umat Islam. Bahkan, hak asasi manusia yang digembar-gemborkan Barat, juga tidak mampu mengetuk hati pemerintah India. Hal ini telah mengkonfirmasi kebenaran ayat dalam Al-Qur'an di surah Al-Imron: 118, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti."

Kutipan ayat di atas telah benar terjadi, keberadaan non-Muslim yang berkuasa telah menyusahkan kaum Muslim untuk taat. Bahkan, melarang ketakwaan secara nyata. Di saat yang sama negeri-negeri Muslim hanya bisa mengecam, belum ada yang berani secara tegas menindak kezaliman pemerintah India.

Ketiga, patut diduga yang pemerintah India lakukan adalah bentuk rasisme. Karena perbedaan keyakinan, mereka bersikap demikian. Hanya karena keyakinannya berbeda dengan mayoritas agama di sana, umat Islam dipaksa untuk meninggalkan syariatnya yang wajib. Inilah bentuk penindasan yang nyata. Umat Islam dipaksa melanggar perintah Tuhannya. Sedihnya tidak ada yang berani membela secara nyata menundukkan kesombongan penguasa India.

Tidak hanya itu, islamofobia akut yang diidap pemerintah India telah menguasai mereka untuk berlaku zalim kepada kaum Muslim. Buktinya, Muslimah yang ingin sekolah, harus menanggalkan hijabnya. Hal itu sebenarnya menuai protes dan kecaman dari dunia Islam, negara-negara OKI memprotes sikap India atas hal itu. Begitu pun Amerika serikat. Tetapi, semua hanya memprotesnya. Sampai hari ini India masih arogan dengan kebijakan zalimnya.

Sebenarnya hal ini membuktikan bahwa banyaknya umat Islam di dunia yang tersekat-sekat oleh nation state tidak mampu menolong saudaranya yang dizalimi penguasa di sana. Umat Islam harus bersatu dalam satu naungan. Dan hanyalah Khilafah Islamiah yang mampu mewujudkan semua itu. Dengan khilafah umat memiliki penjaga kehormatan dan jiwanya.

Oleh karena itu, umat Islam perlu memahami hal ini, agar bersatu, berjuang, dan mengupayakan kembali kehidupan Islam dengan tegaknya khilafah Islam yang kedua. Sekalipun posisi umat Islam sekarang sedang dihujani dengan narasi-narasi sampah yang dibuat Barat dan sekutunya. Umat Islam harus bangkit, bangkit bersatu memperjuangkan kemuliaan Islam. Wallahu a'lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image