Jumat 25 Feb 2022 01:50 WIB

Stok Minyak Goreng di Jambi Aman

Stok minyak goreng di Jambi masih mencukupi kebutuhan sehari-hari warga.

Stok minyak goreng di Jambi masih mencukupi kebutuhan sehari-hari warga.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Stok minyak goreng di Jambi masih mencukupi kebutuhan sehari-hari warga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Gubernur Jambi Al Haris menyatakan persediaan minyak goreng di Provinsi Jambi aman dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat di daerah yang dipimpinnya tersebut. "Pemerintah Provinsi Jambi mengadakan rapat bersama distributor minyak sayur terkait harga minyak sayur yang beberapa minggu terakhir mengalami kenaikan yang sangat signifikan di Indonesia, khususnya Provinsi Jambi," kata Al Haris di Jambi, Kamis (24/2/2022).

Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jambi saat mengadakan rapat bersama Distributor Minyak Sayur dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di daerah itu. Gubernur Jambi mengundang pelaku usaha di bidang minyak goreng, yaitu distributor dan produsen minyak sayur, salah satunya produk minyak sayur merk Vipco yang merupakan minyak sayur produksi Jambi.

Baca Juga

Al Haris menjelaskan produksi minyak sayur Vipco bisa mencapai 96 ribu liter per-hari atau sekitar lebih kurang 8 ribu dus minyak sayur. Kebutuhan konsumsi minyak sayur di Provinsi Jambi sekitar lebih kurang 830 ribu liter per-minggu, yang berarti dengan satu perusahaan saja sudah bisa mencukupi kebutuhan untuk konsumsi masyarakat Provinsi Jambi.

"Saya pastikan untuk kondisi persediaan minyak sayur di Provinsi Jambi cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Jambi, sedangkan penyebab dari naiknya harga minyak sayur secara signifikan dalam beberapa waktu belakangan terakhir adalah karena pemerintah tidak lagi memberikan subsidi kepada produsen minyak sayur," kata Al Haris.

Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak sayur saat ini sebesar Rp14.000, harga jual tersebut membuat para produsen mengeluh karena keuntungannya sangat kecil sekali, bahkan bisa mengalami kerugian karena tidak sesuai dengan harga produksi. "Ini terjadi karena mulai dari Tahun 2022 para produsen tidak lagi menerima subsidi dari pemerintah yang mana pada tahun sebelumnya pemerintah memberikan subsidi lebih kurang Rp7,6 triliun dan ini sangat membantu para produsen," jelas Al Haris.

Al Haris mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jambi akan segera melaporkan persoalan ini kepada Menteri Perdagangan untuk menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan terkait HET minyak sayur. Menteri Perdagangan RI pada Jumat (25/2) besok akan datang ke Provinsi Jambi. Melalui momen tersebut Gubernur Jambi akan menyampaikan persoalan tersebut secara langsung.

"Kita harapkan adanya evaluasi dan pertimbangan, sehingga kedepannya bisa terjadi perubahan yang membantu para produsen minyak sayur," kata Al Haris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement