Kamis 24 Feb 2022 16:38 WIB

Ukraina Minta Turki Tutup Akses Rusia di Laut Hitam

Turki berbagi perbatasan Laut Hitam dengan Ukraina dan Rusia.

Kapal selam diesel-listrik Angkatan Laut Rusia Rostov-on-Don berlayar ke arah Bosphorus saat Laut Hitam di depan Masjid Biru dan Masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, 13 Februari 2022. Ukraina meminta Turki agar menutup selat Bosphorus dan Dardanelles di Laut Hitam  bagi kapal-kapal Rusia
Foto: EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Kapal selam diesel-listrik Angkatan Laut Rusia Rostov-on-Don berlayar ke arah Bosphorus saat Laut Hitam di depan Masjid Biru dan Masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, 13 Februari 2022. Ukraina meminta Turki agar menutup selat Bosphorus dan Dardanelles di Laut Hitam bagi kapal-kapal Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Ukraina meminta Turki agar menutup selat Bosphorus dan Dardanelles bagi kapal-kapal Rusia, kata Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar, pada Kamis (24/2/2022). Bodnar juga menginginkan adanya sanksi terhadap Moskow setelah Rusia meluncurkan serangan darat dan udara secara besar-besaran terhadap negara tetangganya itu.

Turki, negara anggota NATO yang berbagi perbatasan Laut Hitam dengan Ukraina dan Rusia, menentang sanksi, namun menyebut aksi Rusia terhadap Ukraina tidak dapat diterima. Berdasarkan pakta 1936, Ankara memiliki kendali atas kedua selat tersebut dan dapat membatasi lintasan kapal perang jika terancam atau selama masa perang.

Baca Juga

"Kami meminta supaya wilayah udara, selat Bosphorus dan Dardanelles ditutup. Kami telah menyampaikan tuntutan kami yang relevan kepada pihak Turki. Pada saat bersamaan, kami ingin menerapkan sanksi terhadap pihak Rusia," kata Bodnar saat konferensi pers di Ankara.

Sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengulangi tawarannya untuk menjadi mediator antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, Turki yang menjalin hubungan baik dengan keduanya akan mengambil sebuah langkah yang tidak membahayakan hubungan bilateral mereka.

Erdogan meminta Ukraina dan Rusia agar melanjutkan perundingan dan mengatakan NATO harus menentukan sikapnya.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement