Kamis 24 Feb 2022 14:48 WIB

Pemkot Gandeng Bulog Kediri Operasi Pasar Minyak Goreng dan Gula Pasir

Harga minyak goreng di pasaran masih fluktuatif sampai Rp 18 ribu per liter.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menggandeng Perum Bulog Subdivre Kediri menyelenggarakan operasi pasar minyak goreng dan gula pasir sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Hal itu karena harga komoditas tersebut masih mahal.

"Kami mengadakan operasi pasar. Yang kami distribusikan adalah minyak goreng dan gula pasir," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat meninjau operasi pasar di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (24/2/2022).

Dia menyatakan, operasi pasar dilakukan karena stok terbatas. Selain itu, harga minyak goreng di pasaran masih fluktuatif antara Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu per liter. Untuk itu, Pemkot Kediri dengan Bulog Kediri mengadakan operasi pasar dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dan gula pasir dengan harga sesuai dengan ketentuan pemerintah, yakni kemasan sederhana Rp 13.500 per liter.

Pemkot Kediri, kata Abdullah, juga sudah mendapatkan pasokan cukup untuk rencana operasi pasar selanjutnya, sekitar 10 ribu liter. Dengan itu, nanti dijadwalkan operasi pasar rutin di setiap kecamatan. Untuk saat ini, menurut Abdullah, operasi pasar digelar dua hari yakni di Kelurahan Bandar Lor pada Kamis (24/2) dan Kelurahan Betet, Kota Kediri, pada Jumat (25/2).

"Kami dapatkan kurang lebih 10 ribu liter, nanti akan kami adakan operasi pasar rutin di kecamatan. Mudah-mudahan jika rutin, harga akan turun. Ini kan kalau kita lihat supplay kurang, demand banyak. Kebetulan harga CPO juga naik, otomatis jika CPO naik, HPP naik," kata Abdullah.

Kepala Bulog Subdivre Kediri Mara Kamin Siregar menambahkan, pihaknya memang kerja sama dengan Pemkot Kediri untuk operasi pasar. Bulog menyediakan minyak goreng 1.000 liter dan gula pasir 1.000 kilogram. Untuk teknis penjualan, setiap pembeli juga harus mencelupkan tintanya. Hal itu dimaksudkan agar pembeli bisa merata.

"Kami hanya antisipasi, biar tidak berulang, dengan salah satunya itu (mencelupkan jari ke tinta), ini karena kerepotan kawan-kawan, kan dengan foto kopi KTP dan pelayanan cukup padat. Celup tinta itu biar tidak dobel," kata Mara Kamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement