Kamis 24 Feb 2022 14:39 WIB

Menko Luhut Targetkan Biaya Logistik Turun 17 Persen dari PDB pada 2024

Saat ini, ongkos logistik Indonesia dapat mencapai 26 persen dari PDB.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Manko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Manko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menargetkan, biaya logistik Indonesia dapat mencapai 17 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2024. "Jadi target kita sampai 2024 kita mau ke 17 persen. Saya bilang saya mau 15 persen dari PDB, jadi saya challenge ini semua supaya bisa," kata Luhut dalam Pembukaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GernasBBI) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (24/2/2022).

Saat ini, menurut dia, ongkos logistik Indonesia dapat mencapai 26 persen dari PDB di saat negara tetangga hanya 13 persen. Sehingga produk Indonesia menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif dibandingkan negara lain. Pemerintah sedang menguji coba 10 pelabuhan agar dapat melakukan pengapalan langsung ke negara-negara tujuan ekspor.

Baca Juga

Menurut Luhut, pengapalan langsung itu akan mengurangi ongkos logistik hingga 30 persen lebih rendah dibandingkan jika pengiriman harus transit terlebih dahulu di Singapura. "Jadi nanti tidak ada lagi feeder ke Singapura, dan kita harus mandiri sendiri. Dan itu akan mengurangi ongkos hingga 30 persen," kata Luhut.

Ongkos yang lebih murah tersebut juga diharapkan dapat mempermudah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam mengekspor produk mereka ke luar negeri. Luhut juga mendorong agar belanja pengadaan barang pemerintah yang dapat mencapai Rp 400 triliun per tahun untuk dipenuhi oleh produk UMKM yang telah dikurasi dalam e-katalog.

"Jadi kita hitung, kalau ada Rp400 triliun saja dibelanjakan untuk UMKM, itu akan berdampak 1,71 persen terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement