Kamis 24 Feb 2022 12:27 WIB

Lebih dari Seratus Nakes di Kota Cirebon Dikabarkan Terpapar Covid-19

Beban kerja nakes yang bertugas di Kota Cirebon dinilai lebih berat.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto (ketiga kiri).
Foto: diskominfo kota cirebon
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto (ketiga kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon mengabarkan ada lebih dari seratus tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19. Menurut Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto, nakes yang terpapar Covid-19 ini tersebar di rumah sakit maupun puskesmas.

Berdasarkan informasi dari Dinkes, nakes yang terpapar Covid-19 ini, di antaranya bertugas di RSD Gunung Jati. Menurut Edy, di rumah sakit tersebut dilaporkan ada 120 orang yang positif Covid-19. Sepuluh di antaranya disebut merupakan dokter spesialis.

Selain di RSD Gunung Jati, ada juga 52 nakes di RS Ciremai yang terpapar Covid-19. Edy mengatakan, dilaporkan juga ada 68 nakes di puskesmas yang positif Covid-19.

Menurut dia, sebagian besar nakes di puskesmas yang positif Covid-19 itu sudah sembuh. “Yang di puskesmas sebanyak 90 persen sudah sembuh. Yang rumah sakit dalam proses,” kata Edy, Rabu (23/2/2022).

Kasus Covid-19 di Kota Cirebon kembali meningkat belakangan ini. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Cirebon, per 23 Februari 2022, terdata penambahan 43 kasus terkonfirmasi aktif Covid-19, sehingga total menjadi 13.771 kasus. Sebanyak 708 orang dilaporkan masih menjalani isolasi atau perawatan.

Adapun tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) untuk pasien Covid-19 di rumah sakit wilayah Kota Cirebon dilaporkan mencapai 37,8 persen. Dengan adanya nakes yang terpapar Covid-19, Edy mengatakan, jumlah nakes yang bertugas berkurang, sehingga beban kerjanya bertambah. “Jadi, jaganya lebih kencang, lebih berat,” ujarnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon berupaya untuk menurunkan BOR di rumah sakit. Untuk itu, menurut Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi, salah satu caranya adalah dengan memprioritaskan tempat perawatan di rumah sakit untuk pasien gejala berat dan sedang, serta yang kondisinya kritis. “Karena bobot rawat inap kita ini yang paling besar,” kata Agus.

Sementara bagi pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan, menurut Agus, akan diarahkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Pemerintah daerah juga berupaya menyediakan tempat isolasi terpadu. “Aktivasi isolasi terpadu sedang dalam proses,” ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement