Kamis 24 Feb 2022 09:45 WIB

Separatis Pro Rusia: Bantuan Moskow Diperlukan

Pemimpin Republik Rakyat Donetsk sebut bantuan dari Moskow diperlukan.

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
 Dalam foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, mengunjungi garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Kamis, 17 Februari 2022. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada ABC News bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: AP Photo/Ukrainian Presidential Press Office
Dalam foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, mengunjungi garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur, Kamis, 17 Februari 2022. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada ABC News bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Pemimpin Republik Rakyat Donetsk, kelompok separatis yang didukung Rusia, Denis Pushilin mengatakan bahwa saat ini bantuan dari Moskow diperlukan.

Secara khusus, Pushilin mengatakan bahwa bantuan dari Rusia terkait pembicaraan yang hendak dilakukan dengan Ukraina di tengah ketegangan saat ini. Ia mengaku bahwa pihaknya siap berdialog dengan pejabat Ukraina di tingkat pertama, menyebut bahwa perannya dalam konflik yang sedang berlangsung telah menjadi kritis, dengan separatis mempercepat mobilisasi pasukan.

Baca Juga

“Kami akan menang, dengan Rusia yang besar, yang kami hormati dan hargai. Kami tidak berhak kalah atau bahkan meragukan kemenangan kami,” ujar Pushilin, dalam sebuah pernyataan, dilansir The Hill, Kamis (24/2).

Pernyataan Pushilin datang menyusul adanya pengakuan dari Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemerdekaan dua gerakan separatis Ukraina di wilayah Donetsk dan Luhansk. Meski demikian, kelompok-kelompok ini nampaknya belum pada tahap untuk memperluas daerah kekuasaannya.

“Kami belum berada pada tahap itu, kami berada pada tahap ketika pasukan musuh berada di garis kontak dan dapat bergerak menyerang kapan saja,” jelas Pushilin.

Sementara itu, para pejabat Ukraina membantah keras tuduhan bahwa negara itu berusaha mendapatkan kembali kendali atas wilayah separatis yang dianeksasi Rusia. Termasuk juga menyangkal serangkaian laporan Moskow dan separatis tentang dugaan serangan.

Seorang anggota partai yang berkuasa di Rusia, Andrey Turchak, mengatakan bahwa tidak ada kekuatan militer di dunia yang dapat mengubah hasil hukum Rusia untuk mengakui dua negara separatis. Ia menegaskan bahwa negara tak akan meninggalkan rakyatnya.

"Bagi kami, slogan Rusia tidak meninggalkan rakyatnya sendiri bukan kata-kata kosong. Saya senang kami semua bersatu di sekitar gagasan ini, gagasan Rusia, pemulihan dan pelestarian dunia Rusia,” kata Turchak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement