Kamis 24 Feb 2022 09:12 WIB

Melalui Misi Dagang, Khofifah Dorong Kemandirian Fiskal Antar-Provinsi

Melalui misi dagang, Khofifah dorong kemandirian fiskal antarprovinsi

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung Misi Dagang dan Investasi antara daerahnya dan Sulawesi Tengah.

Misi Dagang bertema Meningkatkan Jejaring Konektivitas antara Pemprov Jatim dan Pemprov Sulawesi Tengah itu digelar di Ballroom Hotel Best Western Plus Coco, Palu, Rabu (23/2/2022).

Khofifah memboyong 40 pelaku usaha asal Jatim untuk menyuguhkan hasil usahanya. Contohnya yaitu Tenun Ikat ATBM Telaga Sari, aneka produk kulit, keramik dan granit tile, Batik Gedog Tuban, Batik Canting Wira, makanan (creaker), produk-produk hortikultura, pupuk organik, cerutu, batik ciprat, olahan rambak Tulungagung dan sebagainya.

Sementara Provinsi Sulawesi Tengah menghadirkan 120 pelaku usaha, di antaranya coklat Sulteng, Salhan Bawang Goreng, Kain Tenun Donggala, Kopi Sulteng.

Juga produk-produk olahan Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng seperti damar, gum rosin dan terpentin, teh kelor, minyak nilam. Sedangkan produk olahan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulteng seperti abon ikan, abon ikan marlin serta produk UMKM binaan Koperasi Relawan Merah Putih.

Hingga pukul 16.00 WITA, total transaksi yang tercatat dalam Misi Dagang kali ini mencapai Rp 104,91 miliar.

Mengamati kultur budaya antara Jatim dan Sulteng yang cenderung serupa, Khofifah mengatakan bahwa dirinya memiliki komitmen yang sama dengan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura untuk mendorong kabupaten/kota menuju kemandirian fiskal.

Menurut Khofifah, kemandirian tersebut bisa dilihat melalui perbandingan antara PAD dengan total penerimaan daerah. Oleh karenanya, penting untuk melakukan pembayaran pajak bagi perusahaan cabang di daerah cabang tersebut berdiri.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat Misi Dagang dan Investasi di Sulawesi Tengah

Khofifah menambahkan, kekuatan perdagangan antara Jatim dengan Sulteng memiliki konektivitas dan sinergitas yang potensial. Bahkan partnership transaksi dagang Jatim-Sulteng sangat produktif.

Berdasarkan Data BPS 2021, Produk Jatim di antara 10 provinsi di Indonesia adalah produk yang diminati pelaku usaha, pedagang, masyarakat Sulawesi Tengah paling tinggi yaitu sebesar Rp 4,3 triliun.

Sedangkan penjualan Sulawesi Tengah terhadap Jatim adalah sebesar Rp 2,32 triliun. Sehingga neraca perdagangan Jatim dengan Sulteng surplus Rp 1,98 triliun.

"Penting bagi Provinsi Jatim dan Sulteng untuk terus membangun sinergitas diikuti dengan MoU antar OPD di kedua provinsi agar kami bisa saling membangun penguatan antar provinsi," tegas Khofifah.

Dengan berbagai penandatanganan perjanjian kerjasama yang dilakukan dalam Misi Dagang kali ini, Khofifah memberikan referensi bagi Sulteng terkait pengolahan kehutanan sosial yang ada di Jatim. Seperti yang diketahui Integrated Area Developement (IAD) hanya ada dua di Indonesia, salah satunya ada di Sendura, Lumajang, Jatim.

"Oleh karena itu, Pak Gubernur dapat mengirim tim untuk studi banding ke Jatim agar bisa saling belajar mengolah lahan perhutanan sosial. Karena di Jatim, perhutanan sosial dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat. Dan produktivitasnya cukup tinggi," jelas dia.

Terkait pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Khofifah juga menyampaikan bahwa BPSDM Provinsi Jatim merupakan salah satu yang terpilih menjadi Coorporate University (Corpu) di Indonesia. Dan pengembangan SDM di Sulteng bisa dilakukan dengan mengakses secara daring.

"Jadi untuk pembelajaran tertentu tidak perlu mengirim orang ke Jatim untuk mengembangkan kualitas SDM. Bisa diikuti secara daring," ujarnya.

Misi Dagang kali ini juga diikuti oleh organisasi pelaku usaha, seperti Kadin, HIPMI dan IWAPI Jatim yang melakukan penandatanganan MoU dengan organisasi yang sama di Sulteng.

Khofifah memastikan bahwa seluruh organisasi strategis memberikan penguatan. Harapannya kedua belah pihak ini secara resiprokal saling menguntungkan.

"Artinya dari seluruh MoU dan perjanjian kerja sama yang dilakukan hari ini diharapkan kedua belah pihak saling menguatkan dan saling menguntungkan," ujarnya.

"Seperti contohnya banyak raw material dari Sulteng yang dikirim ke Jatim untuk dilakukan pengolahan. Karena industri manufaktur di Jatim sangat advance. Setelah itu di jual kembali ke Sulteng," tambah Khofifah.

Khofifah melanjutkan, bahwa kekuatan perekonomian Jatim ada pada perdagangan antar provinsi dan antar pulau. Di Tahun 2021, Jatim menjadi provinsi tertinggi dalam perdagangan antar provinsi selama 10 tahun terakhir yakni sebesar Rp 243 triliun.

"Inilah pentingnya untuk menemukenali apa yang menjadi kekuatan masing-masing provinsi beserta upaya penguatannya menjadi penting," ujarnya.

Misi Dagang dan Investasi Provinsi Jatim di Sulawesi Tengah

Untuk komoditas Jatim yang diperdagangkan ke Sulteng adalah kendaraan bermotor, semen, bahan pokok, makanan ringan, barang proyek, tumbuhan, kerajinan, tembakau, cerutu, rokok, biji nikel, air dalam botol tidak mengandung pemanis, selai, jeli buah, pasta dari buah.

Sedangkan komoditas utama milik Sulteng yang diperdagangkan ke Jatim adalah biji nikel, cengkeh, kakao, tepung terigu, kacang kedele, Virgin Coconut Oil (VCO), tembakau, karet, kelapa, hasil laut, batu kecil, gravel (batu pecah).

Sementara Gubernur Sulteng Rusdi Mastura mengatakan, kehadiran Gubernur Khofifah diharapkan mampu memotivasi bagi penguatan SDM maupun perekonomian di provinsinya.

Rusdi menganalogikan Jawa gambaran ekonomi saat ini, Kalimantan sebentar lagi dan Sulawesi akan datang. Oleh karena itu, Rusdi berkeinginan Jatim harus menjadi hub perekonomian menuju Indonesia bagian timur.

"Surabaya yang kami temui ketika keluar dari Palu. Saya yakin, Jatim adalah pintu gerbang perekonomian bagi Indonesia timur. Saya kenal betul Surabaya dan Jawa Timur ini," tutur Rusdi.

Dalam kesempatan itu, juga turut dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemprov Jatim dan Pemprov Sulteng yang dilakukan oleh Gubernur Khofifah bersama dengan Gubernur Rusdi Mastura.

Juga ada penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulteng, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulteng, BPSDM Provinsi Jawa Timur dengan BPSDM Provinsi Sulteng.

Selanjutnya BKD Provinsi Jawa Timur dengan BKD Provinsi Sulteng, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulteng, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng.

Lalu Dinas Peternakan Provinsi Jatim yang turut melakukan PKS dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng, Dinas PMD Provinsi Jawa Timur dengan Dinas PMD Provinsi Sulteng.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement