Kamis 24 Feb 2022 09:03 WIB

Aplikasi Metaverse Izinkan Anak-Anak Masuk ke Klub Striptis Virtual

Anak-anak berusia 13 tahun bisa menghadapi ancaman pemerkosaan di mataverse.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi metaverse.
Foto: www.freepik.com.
Ilustrasi metaverse.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang peneliti yang menyamar sebagai gadis berusia 13 tahun menyaksikan child grooming, materi seksual, penghinaan rasial, dan ancaman pemerkosaan di metaverse. Mengetahui temuan itu, badan amal anak-anak terkejut dan marah.

Kepala Kebijakan Keamanan Anak Online Perhimpunan Nasional untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak (NSPCC), Andy Burrows, mengatakan, penyelidikan telah menemukan adanya kombinasi beracun atau toxic combinations. Ini merupakan kombinasi hak akses yang memberikan hak terlalu besar kepada pengguna sehingga menimbulkan ancaman keamanan.

Baca Juga

Peneliti BBC menggunakan aplikasi dengan peringkat usia minimum 13 tahun. Dia menemukan adanya ruang realitas virtual yang menyimulasikan hubungan intim. Diperlihatkan ada mainan seks dan kondom dan didekati oleh banyak pria dewasa.

Metaverse merupakan nama yang diberikan untuk pengalaman yang diakses oleh orang-orang yang memakai headset realitas virtual (VR). Teknologi yang sebelumnya terbatas pada game, sekarang dapat diadaptasi untuk digunakan di banyak area lain, seperti bermain, konser, dan perjalanan ke bioskop.

CEO Meta Mark Zuckerberg berpikir itu bisa menjadi nasib masa depan internet. Belum lama ini, ia mengganti nama Facebook menjadi Meta dengan perusahaan menginvestasikan miliaran untuk mengembangkan headset Oculus Quest-nya.

Headset itu sekarang berganti nama menjadi Meta Quest yang diperkirakan memiliki 75 persen dari pangsa pasar. Headset itu merupakan salah satu headset yang digunakan oleh peneliti BBC untuk menjelajahi sebuah aplikasi dan bagian dari metaverse. Aplikasi yang disebut VRChat adalah platform virtual daring yang dapat dijelajahi pengguna dengan avatar 3D.

Meskipun tidak dibuat oleh Facebook, itu dapat diunduh dari toko aplikasi di headset Meta Quest Facebook tanpa pemeriksaan verifikasi usia. Satu-satunya persyaratannya hanya akun Facebook. Peneliti BBC membuat profil palsu untuk mengatur akun supaya identitas asli tidak diperiksa.

Di dalam VRChat, ada ruangan di mana pengguna dapat bertemu. Beberapa tempat terlihat biasa seperti restoran McDonald's tetapi ada juga klub strip. Yang jadi masalah adalah di sini, anak-anak bebas bergaul dengan orang dewasa.

Dikutip BBC, Selasa (23/2), seorang pria memberi tahu peneliti bahwa avatar dapat diatur telanjang dan melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Sementara pengguna lain berbicara soal permainan erotis.

Setelah investigasi BBC, NSPCC mendesak adanya perbaikan dalam keamanan daring. “Anak-anak dihadapkan pada pengalaman yang sama sekali tidak pantas dan ini sangat berbahaya,” ujarnya.

Dia percaya perusahaan teknologi telah belajar sedikit dari kesalahan yang dibuat dengan generasi pertama media sosial. “Kami melihat produk diluncurkan tanpa ada saran bahwa keselamatan telah dipertimbangkan,” tambahnya.

Meta mengatakan memang memiliki alat yang memungkinkan pemain untuk memblokir pengguna lain dan sedang mencari untuk membuat peningkatan keamanan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement