Kamis 24 Feb 2022 07:48 WIB

Bagaimana Prediksi Pasar di Tengah Konflik Rusia vs Ukraina?

Situasi market atau pasar saham tidak bisa lepas dari faktor politik.

Rep: Editor (swa.co.id)/ Red: Editor (swa.co.id)
Pasar Saham di tengah konflik Rusia Ukraina
Pasar Saham di tengah konflik Rusia Ukraina

Berbicara tentang market atau pasar saham, tentunya tidak bisa lepas dari faktor politik. Negara – negara besar di belahan dunia ini memiliki andil dalam trend pasar.

Beberapa waktu lalu, penasihat keamanan gedung putih AS Jack Sullivan memberikan pernyataan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja. 

Hal tersebut dapat mendorong gejolak harga bursa saham secara global dan regional. Oleh karena itu, dalam satu hingga dua minggu ke depan isu ini akan menjadi fokus.

Fakta selanjutnya, AS juga telah merilis data inflasi yaitu sebesar 7,5%, angka ini lebih tinggi dari perkiraan para analis yaitu 7,2% sekaligus menjadi inflasi yang tertinggi selama lebih dari 30 tahun. 

Melalui data tersebut, maka inflasi yang terjadi bisa menyebabkan tekanan kenaikan suku bunga acuan AS di bulan Maret akan makin tinggi.

Berdasarkan analisis dari data global, Gembong Suwito, CSA, CFP®, QWP®, AEPP, QFE selaku Perencana Keuangan Finansialku.com, menyampaikan bahwa pasar global, regional, dan domestik langsung memberikan reaksi negatif dan melakukan aksi sell-off yang menimbulkan koreksi.

Sedangkan untuk di minggu ini, tidak ada rekomendasi saham karena menunggu kondisi global. Kemudian Saham-saham BBRI dan LSIP juga sudah dilakukan take profit. Gembong menambahkan jika ketegangan Rusia – Ukraina memuncak dan terjadi perang, maka sektor komoditas dan bahan baku yang akan menjadi rekomendasi pilihan saham, seperti CPO, minyak dan gas (energi), serta emas. (Regine Deanaendra)

Artikel ini diproduksi oleh tim finansialku.com untuk swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement