Kamis 24 Feb 2022 08:14 WIB

Nabi Muhammad Menerima Saran Nabi Musa Saat Isra Miraj tentang Sholat

Saran tentang sholat diberikan ke Nabi Muhammad oleh Nabi Musa saat Isra Miraj.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad Menerima Saran Nabi Musa Saat Isra Miraj tentang Sholat. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Nabi Muhammad Menerima Saran Nabi Musa Saat Isra Miraj tentang Sholat. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dalam perjalanan langitnya (Miraj) Nabi Muhammad disambut baik oleh para nabi terdahulu. Setiap lapisan langit bertemu dengan para nabi dan di mangit ke-7 dan Nabi Muhammad bertemu dengan bapaknya para nabi yaitu Nabi Ibrahim yang sedang sholat. 

"Kemudian itu Jibril pun membawaku mi'raj ke langit ketujuh, di sana bertemu aku dengan Nabi Ibrahim; aku dapati beliau sedang bersandar kepada Baitul Ma'mur, dan masuk ke dalamnya untuk sembahyang 70,000 malaikat setiap hari dan bila mereka telah keluar dari dalamnya, mereka tidak kembali lagi," demikian cerita Nabi Muhammad yang ditulis Prof Dr Hamka dalam tafsirnya Al Azhar.

Baca Juga

Kemudian itu diangkatlah aku ke "Sidratul Muntaha", yang daun-daunnya laksana telinga gajah dan buahnya panjang-panjang laksana panggalah. Kalau dia disentuh oleh suatu perintah dari Allah, berubahlah dia.

Maka tidak seorang pun hamba Allah yang sanggup menceriterakan, dari sangat indahnya. Sesampai di SidratulMuntaha itulah perjalanan mi'raj itu berhenti, dan di sanalah Rasulullah SAW menunggu wahyu yang akan diturunkan Allah.

Lalu turunlah wahyu mewajibkan sembahyang, mulanya 50 waktu, kemudian atas usul belas-kasihan dari Nabi Musa yang bersemayam di langit keenam, diubah Tuhan lah perintah itu, diturunkan dari 50 menjadi lima waktu. Namun pahalanya sama juga dengan mengerjakan 50 waktu.

"Banyak Hadis-hadis yang dirawikan oleh ahli-ahli Hadis berkenaan dengan Isra' dan Mi'raj ini," katanya.

Ada yang dirawikan oleh Bukhari, dirawikan oleh Muslim, dirawikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, atau Imam Baihaqi, atau dari Abu Ja'far ath-Thabari, atau Ibnu Syihab atau al-Bazzaar, Termidzi dan lain-lain yang disalinkan semuanya oleh Ibnu Katsir di dalam Tafsirnya yang terkenal. Tidaklah ada pertikaian di antara ulama, baik salaf ataupun khalaf bahwa Isra' dan Mi'raj itu memang terjadi.

"Yang jadi pertikaian hanyalah cara Isra' dan Mi'rajnya.Tubuh dan nyawakah, atau Roh saja yang menyerupai pengalaman mimpi, tetapi bukan mimpi biasa," katanya.

Baca juga : Buya Hamka: Nabi Muhammad Disambut Baik Para Nabi Terdahulu Saat Isra Miraj

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement